Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer Ini (Mixe'r en Prang's) Mengadu Domba

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Namanya sebut saja Mixe'r en Prang's entah apa yang ada dipikirannya, tadi malam si mixe'r ini mewek-mewek didepan admin, nangis-nangis semalam suntuk didepan temen-temenya supaya temen-temennya merasa iba, tapi ternyata itu hanya air mata buaya. tidak jelas siapa nama aslinya tapi dilihat dari beberapa artikelnya sepertinya otaknya standar kelas dua dan termasuk warga baru di kompasiana ini. Seperti apa orangnya, berapa umurnya, apa pendidikan terakhir, bahkan cewek atau cowok juga sepertinya nggak jelas. Hanya bisa dilihat dari foto profilnya seperti hitler si komunis itu

Rombongan ini awalnya memulai dengan sebuah tulisan yang terlihat baik dan peduli tapi menurut saya terkesan sok pahlawan, pahlawan kesiangan tapi pada dasarnya punya niat terselubung. Ketika dikomentari langsung nyulut menyambar seperti kompor, bagaimana mungkin saya melakukan bully ditengah-tengah media yang cukup populer ini? Berawal dari situ mulailah umpan-umpanya disiapkan, pancing-pancingnya dikeluarin termasuk membawa jala.

Apakah orang yang mengkritik akan diteriaki maling? bagaimana  dengan sistem demokrasi yang mereka agung agungkan? bukankah kita bebas berpendapat. Ketika presiden SBY didemo massa dengan membawa kerbau yang bertuliskan SIBUYA saja tidak dipersoalkan, kenapa si mixe'r ini malah menuduh yang bukan-bukan. saya hanyalah korban, saya dijebak.

Dimanapun orang yang tidak bersalah akan dibebaskan oleh admin sebagai hakim kompasiana ini, saya tidak sok baik tapi teman-teman saya bilang seperti itu. terbukti tanpa mewek-mewek didepan admin pun akunku masih panjang umur, karena mungkin admin tahu siapa yang benar dan siapa yang melakukan konspirasi.

Dari banyaknya komentar, kebanyakan saya mengenalnya. umumnya itu adalah gerombolan mereka aku inget betul walaupun jarang kontak, tapi wajah2 mereka saya hapal diluar kepala. Yang mengherankan melalui tangisan-tangisanya itu beberapa gerombolan mereka langsung merasa iba dengan kompasianer ini walau secara logika justru dia terlalu mengada-ada. bukankah orang berakal harus tetap waspada? mereka suka keroyokan ala geng-geng kacangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline