Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Umar

Pengamat Hukum dan Politik

13 Poin Penting dari Pidato "Optimis Indonesia Maju" Jokowi

Diperbarui: 26 Februari 2019   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : setkab.go.id

1. Menepis tuduhan pencitraan. Pidato Presiden Jokowi yang bercerita tentang ia yang lahir dari keluarga sederhana yang bahkan pernah digusur di Bantaran Sungai Kalianyar benar-benar menunjukkan bahwa dirinya adalah pemimpin yang lahir dari rakyat.

Sejak kecil ia terbiasa hidup seperti rakyat biasa kebanyakan (bapaknya JKW pernah jualan kayu, dan menyambi menjadi supir), maka ketika kini ia menjadi pemimpin tertinggi negara, apa yang dilakukannya bersama rakyat bukanlah pencitraan. 

Ia sudah terbiasa melakukan itu tanpa kepura-puraan. Cerita itu menepis semua anggapan bahwa selama ini selalu pencitraan di hadapan rakyat.

2. Tahu Apa Yang Benar-Benar Dibutuhkan Rakyat. Presiden Jokowi bercerita tentang apa yang ditakutkan keluarganya dan banyak keluarga dengan kemampuan ekonomi kecil lainnya, yaitu takut berobat ketika sakit, takut melanjutkan sekolah, karena biaya mahal.

Maka, dari pengalamannya, saat ia memimpin, ia menghadirkan negara bagi rakyatnya. Menggratiskan biaya berobat dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan memberikan bantuan biaya sekolah hingga SMA yang kini bahkan akan ditingkatkan hingga kuliah.

JKW juga tahu, jika banyak pengusaha kecil seperti dirinya dulu yg sulit bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar. Maka, kini saat ia memimpin ia memangkas rumitnya perizinan bagi pengusaha UMKM, semua agar mereka bisa semakin bersaing, kue ekonomi bagi rakyat Indoensia bisa tersebar.

Itu semua bukan bualan atau omong kosong, JKW merasakan sendiri dari pengalaman hidupnya. Bahkan, pajak UMKM pun sudah diturunkan dari yang sebelumnya 1% menjadi 0,5%, sebanyak 5 ribu pasar rakyat sudah diperbaiki dan dipercantik, dan KUR berbunga murah pun sudah diluncurkan dengan bunga yang hanya 7%. 

3. Pentingnya Keluarga yang harmonis Demi kemajuan Bangsa. JKW menceritakan begitu pentingnya peran seorang istri dalam perjalanan karirnya. Cerita itu menumbuhkan optimisme terhadap kaum perempuan bahwa mereka berperan besar terhadap kemajuan bangsa.

Poin pidato ini sekaligus serangan cukup telak bagi kubu Prabowo, di mana keluarganya tidak harmonis, mantan istrinya Titiek pun hanya mendekati Prabowo di setiap Pilpres, tanpa pernah benar-benar rujuk. Suatu contoh yang kurang elok bagi keluarga di Indonesia.

4. Berpengalaman Memimpin Pemerintahan. Dari pidato kemarin, JKW juga menunjukkan kepada rakyat, bahwa dirinya adalah pemimpin yang syarat akan pengalaman. Pengalaman itu pun didapatkannya dari level pemimpin politik di level terendah, yaitu Walikota Solo, Gubernur DKI, hingga Presiden. Semua hal yang tidak akan didapatkan jika ia tidak bersatu dan memimpin bersama rakyat. Hal yang tidak ada dalam diri penantangnya di Pilpres 2019 yang sama sekali tidak memiliki pengalaman memimpin pemerintahan, di level daerah sekali pun.

5. Visi yang Masuk Akal. Dalam pidatonya, JKW menjelaskan apa itu visinya yaitu Indonesia Maju yang artinya Indonesia yang rakyatnya tidak ada yang tertinggal untuk bisa meraih cita-citanya, rakyat yang semuanya dilindungi hukum, rakyat yang mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan, indonesia yang pembangunannya hingga masuk hingga pelosok desa dan perbatasan. Visi itu menjadi masuk akal melihat rekam jejak Presiden JKW selama 4 tahun yang sudah membangun infrastruktur dasar di desa-desa, perbatasan, dan juga perkotaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline