Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Umar

Pengamat Hukum dan Politik

Kelihaian Jokowi Memutarbalikkan Keadaan Menguatkan Rupiah

Diperbarui: 10 September 2018   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi. sumber : setkab.go.ig

Memahami Langkah Jokowi Melakukan Serangan Balik di Setiap Kesulitan

Banyak kalangan pebisnis, utamanya di Kamar Dagang Indonesia (KADIN) semakin mengakui kepiawaian Presiden Jokowi saat mengatasi situasi yang bagi banyak orang tergolong sulit. Langkah Jokowi saat trend pelemahan rupiah terhadap dollar terjadi yang membuat penguatan rupiah dalam tiga hari terakhir, serta efek jangka panjang industri dalam negeri yang semakin cerah, dipandang sebagai kekuatan kepemimpinan yang luar biasa. Kepemimpinan yang mampu membalikkan tekanan menjadi sebuah peluang.

Per hari ini saja, Senin (10/9/2018) berdasarskan kurs JISDOR BI rupiah menguat ke posisi Rp 14.835 per dollar AS. Posisi itu merupakan yang terkuat sejak pelemahan terparah terjadi pada Rabu (5/9/2018) di mana rupiah berada di posisi Rp 14.927 per dollar AS. Sejak saat itu, secara konsisten menguat setiap harinya. 

Jangan dianggap penguatan itu hal yang mudah dicapai. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, dan krisis yang mendera negara berkembang (Turki dan Argentina), penguatan rupiah hanya dapat terjadi jika para investor melihat kondisi ekonomi Indonesia yang menjanjikan. Dari mana itu didapat?

Tanpa banyak mendengarkan para politisi oposisi dan haters Jokowi yang menari riang saat rupiah melemah untuk mempolitisasi, Jokowi justru memanfaatkan momen itu untuk mengambil kebijakan yang reformatif. Bayangkan, Jokowi mengambil kebijakan untuk menaikan tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 untuk 1.147 barang impor.

Di dalam kebijakan itu termasuk barang mewah seperti moge atau mobil sport.Apa dampaknya? Kenaikan tarif impor akan mendorong timbulnya peluang investasi terhadap industri substitusi impor di Indonesia secara jangka panjang. Hal itu akan mengurangi kebutuhan akan impor dan setelah itu rupiah akan semakin kuat dan tidak terombang-ambing terhadap dollar. 

Saat pelemahan rupiah mulai terlihat "kencang" sejak bulan Agustus 2018, Jokowi pun tidak panik. Ia memaksa DPR mendukung kebijakan SWAP hedging (lindung nilai) dua mata uang yang batasannya diturunkan drastis dari 10 juta Dollar AS menjadi 2 juta Dollar AS. Hasilnya?

Para eksportir yang selama ini tidak bisa atau kurang percaya diri menukarkan devisanya ke bentuk rupiah mulai berani dan menukarkan dollarnya ke rupiah karena sudah dijamin atau dilindungi nilainya (meski terjadi pelemahan rupiah terhadap dollar) dengan kebijakan SWAP itu. Rekening Dollar milik eksportir yang menumpuk di bank pun tidak ada lagi. Jika tidak ada pelemahan dollar, belum tentu kebijakan SWAP ini akan didukung semua pihak (DPR). 

Tidak hanya dalam kebijakan ekonomi, Jokowi juga mampu "menyerang balik" saat Indonesia dilanda teror para teroris beberapa bulan lalu di Surabaya dan Mako Brimop. Bertahun-tahun revisi UU Anti Terorisme gagal dilakukan (bahkan saat era sebelum Jokowi), namun saat seluruh pihak merasa muak dengan kelakuan teroris, di sana lah Jokowi mampu lebih "powerfull" menekan DPR untuk segera merevisi UU Terorisme yang dampaknya lebih mampu membuat efektif upaya pemberantasan korupsi. Bahkan, sejak saat perencanaan teror aparat sudah dapat bertindak. 

Dari berbagai bukti yang ada, penilaian beberapa pengurus KADIN tentu masuk akal. Jokowi adalah tipe pemimpin yang mampu merubah tekanan atau sentimen negatif menjadi peluang dan sentimen positif untuk Indonesia jangka panjang. Tipe kepemimpinan seperti itulah yang dibutuhkan saat keadaan politik dan ekonomi global terus tidak menentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline