Lihat ke Halaman Asli

Abdul Rozak

Menjadi Manusia yang memanusiakan

Persaudaraan Senasib dan Senasab

Diperbarui: 13 Mei 2022   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak sekali jenis persaudaraan (ukhwah) misal  persaudaraan sesama manusia, nasional, agama, organisasi, komunitas, relawan. Selain saudara senasab (sedarah), ya berarti disebut saudara senasib. Saudara senasib adalah saudara yang memiliki banyak persamaan dengan diri kita, tetapi tetap menghargai segala perbedaan yang ada.

Perantau yang sama nasibnya, baik sebagai pekerja (tujuan mencari uang) ataupun sebagai mahasiswa (tujuan ilmu), biasanya memiliki ikatan persaudaraan. Atau kadang ikatan itu lebih erat dibandingkan ikatan saudara senasab yang bertemu hanya setahun sekali.

Namanya saudara apabila terjadi permusuhan akan bermusuhan layaknya saudara yang sewaktu-waktu bisa akur, bukan permusuhan layak musuh yang tidak pernah akur sampai ajal menjemput.

Dalam kata saudara ada konsep kesalingan yang positif : saling menyayangi, saling percaya, saling melindungi, saling memahami, dan bukan sebalik kesalingan negatif.

Beberapa kurun waktu akhir akhir ini, terjadi konflik sosial karena mereka yang berkonflik punya kepentingan masing masing dan lupa bahwa lawan mereka meski Tidak Saudara Dalam perbedaan kepentingan, tetapi Saudara Dalam persamaan kemanusiaan. Dalam hal ini ada ungkapan : "Kalau berburu Hewan buas ajaklah saudara baik senasib maupun senasab, maka kau akan selamat".

Banyak antara saudara senasab atau senasib saling bertengkar karena  warisan harta & tahta. Dan banyak juga antara saudara senasab dan senasib saling tolong menolong dalam menghadapi masalah layaknya semut semut yang mampu mengangkat beban puluhan kali dari beratnya karena persaudaraan/gotong royong. Persaudaraan baik senasab dan senasib yang sudah ada, mari rawat dan jaga bersama, syukur bisa diperbanyak. Amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline