Lihat ke Halaman Asli

Abdul Rozak

Menjadi Manusia yang memanusiakan

Al Quran Kitab Suci Umat Islam Tolong Pak Pendeta Saifuddin Pahami Itu

Diperbarui: 18 Maret 2022   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang lagi Viral terkait ucapan pendeta Saifuddin Ibrahim yang mengatakan bahwa 300 ayat Qur'an yg memicu intoleransi & radikal sebaiknya direvisi, diskip, dihapuskan dan pesantren melahirkan kaum radikal semua gurunya diganti.

Saya tidak sepakat dengan ucapan beliau karena :

1. Ayat Suci Bukan UU yang bisa direvisi. Untuk mengkontekstualisasikan Kitab suci cukup memahami Tafsir & Fiqih beserta ilmu yang menyertai.

2. Atas Nama Toleransi atau apapun, mengubah kitab suci umat Islam dilarang apalagi yang memberikan saran dari umat agama lain

3. Kisah2 perang atau terkait kafir cukup dimaknai sebagai ibrah (pelajaran).

4. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."(QS. Al Kafirun : 6)

5. Pesantren Melahirkan kaum radikal semua itu bentuk statemen yang menggeneralisasi. Memang benar ada pesantren yang digunakan untuk mendoktrin radikalisme tapi jumlahnya jauh, jauh lebih sedikit dari pesantren yang menciptakan "khairu ummah" lebih khusus insan kamil berakhlaq karimah & berbudi luhur.

Bapak Mentri yang sempat digadang jadi wapres berkata bahwa sebaiknya pendeta yang menista agama ditangkap saja. Kalau saya sebagai rakyat kecil kurang setuju dengan pendapat pak mentri, bukan karena ingin melindungi penista agama. Tapi Rasional saja kalau setiap Penista ditangkap, penjara akan sengat penuh (melebihi kapasitas). Jadi Untuk para Penista sanksinya tidak perlu sampai sanksi hukum cukup sanksi sosial misal di kucilkan/dikecam.

Al Qur'an adalah kiab suci umat Islam, umat lain dari agama lain tak perlu mengatur2 (QS. Al Kafirun : 6) justru karena tindakan mencampuri urusan umat lainlah yang bisa memicu intoleransi. Terimakasih. Salam Damai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline