Lihat ke Halaman Asli

Abd Rohim

Hanya bisa berusaha,hasilnya tawakkal (pasrah kepada Allah)

Gaya Hidup

Diperbarui: 21 Januari 2021   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Makna syariat bagi kehidupan

Syari'at ternyata tidak harus di pahami secara literal.  Tidak harus di mengerti secara harfiah. Kita harus bisa memahami makna yang ada di balik yang tampak. Kemudian diamalkan  untuk kehidupan nyata. Dalam serasehan para wali di jelaskan bahwa,pengamalan syariat itu di maksudkan untuk dapat hidup dengan budi pekerti yang baik. Karena itu dalam beragama seseorang harus benar-benar meneruskan dan meningkatkan kualitas akhlak atau budi pekertinya. Bermula menjadi orang muslim, lalu meningkat menjadi mukmin,dan akhirnya menjadi orang yang bertaqwa. Syari'at di sini adalah untuk membangun kepribadian yang muslim.

Pertama adalah harus meninggalkan larangan Allah. Jelas bahwa pengamalan nyata yang pertama dari syari'at adalah meninggalkan larangan Tuhan.

Kedua adalah melaksanakan kebajikan atau perbuatan mulia.Antara lain,niat yang baik,saling tolong menolong dan perundang-undangan negara.

Nah,jika kesolehan dalam hidup ini sudah menjadi bagian pelaksanaan syari'at agama.maka tinggal meningkatkan keimanan dan ketaqwaan hidup ini.meningkatkan keikhlasan dan semangat hidup ini dengan benar. Tanpa wujud nyata  dalam hidup ini,maka syari'at hanyalah sebagai formalitas belaka. 

By. Abd Rohim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline