Tidak ada peristiwa yang paling besar pengaruhnya terhadap migrasi orang Mandar ke luar daerahnya, kecuali pembakaran kampung-kampung pada 1956-1957 akibat perebutan kuasa antara tentara dan gerombolan.
Peristiwa tersebut dilukiskan dalam sebuah lagu populer Mandar, Diwattu Tallobena, karya Andi Syaiful Sinrang akhir tahun 1950-an, seperti dua bait syair berikut:
Kurru’ tori’ kaputta
Lo’bemi nande api
Kasi’na pabanua
Lamba sisara-sara
Duh kasihan kampung kita
Habis dibumihanguskan
Kasihan warga
Tunggang-langgang tercerai-berai