Melihat kehidupan yang semakin hari semakin pesat perkembangan dan pertumbuhannya baik dalam bidang tegnologi maupun keilmuan, tentunya merupakan kebanggan dan kebahagiaan tersendiri khususnya bagi masyarakat Indonesi. Karena dengan demikian didalam kita ingin mendapat atau menggapai sesuatu yang dulunya sangat sulit, pada saat ini sudah cukup mudah untuk didapatkan. Menakjubkan bukan..??.
Akan tetapi hal ini tidak senampang dan seindah yang kita bayangkan. Karena, ternyata pada praktek realitanya tidak sedikit orang yang menderita akibat orang yang serakah. Banyak orang yang lupa diri kepada tuhannya, mereka lupa cara bersyukur, mereka lupa bahwa setiap kenikmatan dan kesuksesan yang telah mereka rasakan itu datangnya dari allah swt.
Mereka hanya memikirkan bagaimana cara mereka untuk tetap hidup mewah dan bergelimangan harta. Terkadang hingga mereka terbutakan jalannya sampai-sampai meraka tidak tahu bahwa yang mereka lakukan itu sudah melanggar norma hukum agama, bahkan tidak sedikit sumber daya alam yang dulunya Asri nan indah menjadi korban keserakahan dan ketamakan mereka.
Hutan yang dulunya rimbun menghijau memanjakan dan menyihir setiap mata yang meamndang, kini hanya sudah tinggal akarnya saja, bahkan tak tersisa sedikitpun. Hingga pada akhirnya sering terjadilah longsor dan banjir dimana-mana yang datangnya tanpa diduga-duga akibat kerusakan hutan yang parah. Cuaca pun sekarang sudah ikut-ikutan tak menentu yang pada kebiasaannya musim panas tapi hujan masih dengan riangnya membasahi bumi. Sedangkan pada saat tiba musim semi tiba tidak setetespun Air hujan menetes hingga membuat hewan dan tumbuhan banyak yang mati karena kehausan.
Apakah ini yang dikatakan murka tuhan?. Jawabannya iya tentu ini merupakan akibat kemurkakaan allah, karena memang sudah menjai firman allah didalam Al-quran bahwasanya “telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (Ar-rum : 41).
Oleh karena itu, sebagai manusia yang sadar kita harus saling menegur dan mengigatkan satu sama lainnya. Sebelum murka allah dan kerusakan alam semakin para, perbanyaklah kita dalam beristigfar dan bertaubat kepada allah. Serta perbanyaklah kita mensyukuri atas nikmat yang telah dilimpahkan dan dikaruniakan yang telah kita ingkari. Karena, dengan cara demikianlah insyaallah kita bisa meredam kemurkaan Allah swt.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H