Lihat ke Halaman Asli

Pesona Gerhana Matahari Hibrida

Diperbarui: 20 April 2023   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena gerhana matahari hibrida (sumber: LAPAN)

Pesona Gerhana Matahari Hibrida


20 April 2023 menjadi tanggal yang cukup memesona. Hal itu dikarenakan terjadinya Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia. Gerhana matahari hibrida ini merupakan gabungan antara gerhana matahari total (GMT) dan gerhana matahari cincin (GMC). Andi Pangerang (2023) seorang peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN mengemukakan bahwa GMT terjadi saat seluruh permukaan matahari tertutupi penuh oleh bulan. Hal ini terjadi dikarenakan posisi bulan sangat dekat dengan bumi sehingga bayangan yang jatuh ialah bayangan inti Bulan.

 Sementara GMC atau Annular Sollar Eclipse terjadi saat bulan berada di titik terjauh dari bumi sehingga tidak semua daerahnya tertutupi matahari dan cahayanya akan terlihat seperti cincin.
Pada saat gerhana matahari hibrida terjadi, maka ujung bayangan bulan saat matahari terbit akan terlihat di atas permukaan bumi. Oleh karena itu proyeksi bayangan inti Bumi akan jatuh ke permukaan bumi. Johan Muhammad seorang peneliti ahli madya BRIN menambahkan bahwa fenomena gerhana matahari hibrida ini sangat special dan unik karena memang jarang terjadi. Pada saat 20 April 2023 saat gerhana matahari hibrida yang akan teramati sebagai gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin.


Gerhana matahari hibrida ini akan terlihat seperti di wilayah Indonesia Timur seperti sebagian wilayah Maluku dan Papua. Fenomena ini juga dapat disaksikan di negara bagian Asia Timur dan Asia Selatan, Australia, Samudera pasifik, Samudera Hindia dan berlangsung selama 03 jam 05 menit. Pada saat puncak gerhana matahari hybrid terjadi langit akan berubah menjadi gelap seperti saat malam hari (situs langit selatan). Kemudian hewan-hewan nokturnal kembali terjaga. Temperatur di sekitar turun, dan penduduk atau pengamat bisa merasakan suasana yang jauh lebih sejuk dibandingkan saat matahari sedang terang benderang. Namun bahayanya jika gerhana matahari ini diamati secara kasat mata maka dapat membuat gangguan kesehatan mata yang serius. Jadi dianjurkan untuk tidak melihat dengan mata telanjang. Jika ingin melihat harus dilengkapi alat khusus seperti sepeda teleskop dengan filter khusus matahari.


Penting untuk kita ketahui bahwa gerhana matahari total terjadi 18 bulan sekali, sedangkan gerhana matahari sebagian lebih sering terjadi yakni sekitar dua kali dalam setahun. Sementara untuk gerhana matahari cincin terjadi sekali dalam setahun. Namun untuk gerhana matahari hibrida merupakan gerhana yang jarang terjadi dan hanya berkisar satu gerhana per dekade.

Ditulis di Sibolga 20 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline