Lihat ke Halaman Asli

Kenangan Bersama dalam Derai Hujan

Diperbarui: 24 Februari 2023   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinai Hujan (Sikampak, Labusel 2023)

Kenangan Bersemai dalam Derai Hujan

Setitik hujan mengempas di ujung jalan

Berikan dinginnya rasa buah kenangan
Kenangan dulu bersemai dengan titik-titik rintik hujan
Berganti haluan seakan pengen dikenang lagi

Hujan beri  pelipur rasa tersendiri
Pengingat dalam suasana yang mulai membatu
Mengeras seakan telah terkutuk oleh masa
Seakan hujan juga beri aksi tuk menambahi

Tetes hujan mengangga
Bagai kubangan yang dalam kosong
Beri simbol untuk kuburkan rasa
Semua telah tak tersiram lagi

Hujan pemberi rasa manis
Seakan menyapa hariku dengan tegarnya
Beri senyuman iringan seperti pelangi
Sejuk ketika kita memandang

Beri kemantapan rasa di dalamnya
Hujan mengapa kini ketika deraimu datang
Seakan aku teringat akan dia yang dulu menyapa
Tentang dia yang dahulu bersemayam
Bersama sang pengikat insan merajuk asa bersama

Nan alam raya menggelagar
Badai petir saling menyambar
Seakan masa-masa akhir akan hinggap
Menguak semua kejam dunia pada kisahku

Hujan mengapa semenjak saat itu aku mulai membencimu
Kau tak lagi seperti dahulu yang beri ketenangan
Kau sudah lama berubah
Kau mengingkari semua janji yang telah terabsah

Kau saksi akan sebuah masa indah
Di langit putih abu-abu yang tak sirna
 Tersurat indah untuk dikenang
Senandung lagu beriring tangis
Derai air mata yang tak mengais pergi
Tetap merasa ketika hujan datang

Sunyi derai tiap waktu
Bergegas mengingat seakan kamu masih ada
Jauh tak terselubung dari hati
Takkan bisa pudar sebuah sejarah di kala rintik hujan
Rintihan tangis dan tawa pernah berkiprah
Kecup rasa menguak pedih
Buka segala rasa hangat menderu di hati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline