Lihat ke Halaman Asli

Hujan Sore (Pattimura 19)_Antologi Scene 3

Diperbarui: 30 Januari 2023   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan Sore (Pattimura 19)

Disibukkan dengan jadwal nan sangat padat
Ditambahkan dengan beragam tugas nan buat pening
Kau dan aku sejatinya masih saja mencuri-curi waktu
Sekedar bertemu atau membicakan tentang resolusi tugas

Kala sore tiba ufuk matahari mentereng di anala
Kau bulatkan hati tuk menyapaku di indekost
Aku si anak rantau yang tinggal di gubuk sederhana
Sekedar menikmati hari, dan berbincang santai

Kita sangat pandai kala itu
Jika dibandingkan dengan Einstein
Hanya berbeda sedikit saja dan itu benar adanya
Bagaimana tidak semua alasan bisa menjadi mungkin
Kala kau sudah kukuh ingin bertemu nan berdiskusi tentang tugas

Kini aku menyadari bahwa akan ada orang yang rela
Berkorban demi kebaikan bersama
Bersikap sejatinya dengan logika dan rasa
Dan yang tak mementingkan egonya di atas hubungan
Aku merindukanmu purnama

Hujan sore kala menyapa
Di indekos beralamat di Pattimura no 19
Tentang dua anak yang memeluk dengan sangat erat
Tentang beratnya arti perbedaan

Dia terus terusan menjadi tembok
Penghalang kita yang ditakdirkan takkan lama
Aku menyadarinya dengan sungguh
Bahwa kita takkan mungkin selamanya kan bersama

Pecah benar tangismu kala itu
Sejak saat itu hujan jadi buatku cukup candu
Mengingat air mata tulusmu
Terimakasih telah menjelma dalam rinai hujan selalu
Aku sangat mengenangmu

Dalam Bingkai Pattimura 19
Tapanuli Tengah
Ditulis oleh penajuang23: Medan, 20.01.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline