Lihat ke Halaman Asli

Abdi Husairi Nasution

TERVERIFIKASI

Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Malam Tahun Baru, Apanya yang Mau Dirayakan?

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13569661042140030535

Seorang teman fesbuk dalam status malam tahun barunya berkata, "Tahun baru & ulang tahun ... Jatah umur berkurang. Kesempatan beramal juga berkurang. Trs apanya yg mau dirayakan?". Baca statusnya itu buat saya merenung sesaat, meski bukan hal baru dan sering saya pikirkan setiap malam tahun baru dan ulang tahun saya, namun tetap saja saya tercenung setiap ada yang melontarkan pernyataan tersebut. Dalam benak, saya kembali mengulang pertanyaan retoris teman saya itu, "Tahun baru, apanya yang mau dirayakan?"

Malam ini, menjelang pergantian tahun 2012, sepanjang Jalan Sudirman dan Thamrin di Jakarta pasti sudah ramai pengunjung. Semuanya tumplek blek merayakan malam tahun baru 2013. Malam tahun baru ini memang khusus, untuk memeriahkan acara pergantian tahun, Jakarta menggelar pesta tahun baru yang dinamakan "Jakarta Car Free Night Festival". Pada malam tahun baru ini, semua kendaraan bermotor dilarang masuk kawasan jalan tersibuk di seantero Jakarta itu. Di sepanjang jalan akan digelar beragam acara, ada panggung musik, pagelaran budaya, beragam barang dagangan, dan puncaknya menghitung detik-detik pergantian tahun 2012 ke 2013, yang akan dikomandoi oleh Pak Jokowi, gubernur Jakarta yang fenomenal itu. Tentu acaranya pasti meriah, meminjam istilah Syahrini, "Cettaaar membahana badai terpampang deh pokoknya".

Bagai sebuah magnet, banyak warga Jakarta yang berduyun-duyun ke pesta terbesar malam tahun baru tersebut. Kapan lagi menikmati Jalan Sudirman-Thamrin bebas kendaraan bermotor di malam hari, yang ada cuma langkah-langkah kaki warga Jakarta dan sekitarnya serta suara hingar bingarnya musik yang digelar. Kapan lagi menikmati pesta rakyat gratisan yang banyak menawarkan beragam hiburan dari seniman terkenal. Kapan lagi menikmati pedagang kaki lima yang banyak menawarkan dagangan dan jajanan di sepanjang jalan protokol yang sangat anti pedagang kaki lima itu. Agaknya, beberapa alasan itulah yang menarik penduduk Jakarta dan sekitarnya untuk hadir.

Kalau ditanya, "Apakah saya tertarik dengan acara tersebut atau tidak?". Sejujurnya akan saya jawab, "Saya sangat tertarik, bahkan sangat ingin menghadirinya". Namun apa daya, orang rumah dalam hal ini anak dan istri saya, tak tertarik sama sekali, dan langsung menolak keinginan saya tersebut. Jadilah saya sekarang bermalam tahun baru di rumah, menyaksikan OVJ (Opera Van Java) bareng anak cowo saya sambil ketawa-ketiwi berdua, sedang istri saya sudah nyenyak di peraduannya sejak tadi. Meski tak semeriah di "Jakarta Car Free Night Festival" namun cukuplah menghibur, apalagi melihat anak saya yang berusia 8 tahun itu tertawa lepas, bahagia rasanya, mengalahkan kebahagiaan di pesta mana pun.

Saya pun yakin, hampir semua tempat, daerah, kota, negara, merayakan malam tahun baru. Rasanya memang sayang untuk dilewatkan, apalagi kalau cuma dirayakan apa adanya, pasti banyak yang tak setuju. Hamburan pesta berbiaya milyaran rupiah pun tak dihiraukan demi meriahnya pesta malam tahun baru. Namun setelah itu apa? Usai acara, semua akan pulang ke rumah masing-masing, memang rasa bahagia akan menyelimuti mereka saat itu, rasa puas, dan saling bercerita tentang malam tahun baru yang tak terlupakan tersebut, yang bagi sebagian mereka menjadi cerita tersendiri yang mengesankan. Namun setelah itu, mereka tetap berkutat dengan Jakarta yang macet dan banjir yang selalu mengancam. Tak ada yang berubah setelah pesta tahun baru itu selesai. Sepanjang tahun akan terus begitu seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai renungan pribadi, setiap malam tahun baru dirayakan, kesempatan kita untuk beramal pun semakin berkurang, begitu pula dengan kesempatan hidup akan terus berkurang juga setiap tahunnya. Perayaan tahun baru hanya kesenangan sesaat, tanpa perenungan dan introspeksi diri mustahil akan berubah menjadi lebih baik. Resolusi yang dicanangkan pun hanya sebatas impian, kalau tak dilaksanakan juga percuma. Jadi, saya sangat mendukung pernyataan teman saya di status fesbuknya itu.

Selamat tahun baru 2013, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Sumber gambar: xnys.blogspot.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline