Seorang teman saya beberapa waktu lalu bercerita. Katanya, setiap orang di mall rata-rata selalu menenteng komputer tablet, entah itu iPad, Galaxy Tab, hingga tablet-tablet buatan lokal atau made in China. Mereka tak lagi menggenggam buku cetakan kala sedang menunggu antrian di bank, apotik, rumah sakit, ruang tunggu bandara, stasiun kereta hingga cafe-cafe maupun restoran fast food atau siap saji. Sekarang, kebanyakan dari mereka menggenggam tablet seperti iPad yang banyak diminati orang. Dari perangkat teknologi tablet itulah mereka membaca buku (yang berubah menjadi e-book), berinteraksi dengan orang-orang yang jauh, mendengar musik, menonton film favorit, dan sebagainya. Orang-orang tak lagi membaca buku cetakan atau membawa-bawa novel seperti yang sering kita lihat di kereta, ruang tunggu, di taman, dan sebagainya di era sebelum tahun 2000-an. Di sebuah cafe, teman saya itu sempat mengurungkan niatnya untuk mengeluarkan buku novel dari dalam tasnya gara-gara hampir setiap orang di cafe tersebut menggunakan iPad, tak ada lagi yang membaca buku secara konvensional. Malu katanya, gengsi. Komputer tablet seperti iPad saat ini tak lagi sekadar teknologi komunikasi dan informasi tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Orang-orang begitu sangat percaya diri tatkala menenteng iPad saat berada di tempat-tempat umum. Kelas sosial dan status sosial mereka seperti naik satu tingkat saat menggunakan iPad. Rasanya seperti sudah menjadi bagian dari kelas sosial yang sudah mapan. Kalau disurvey, di antara sekian banyak komputer tablet yang muncul di pasaran, iPad keluaran Apple tetap menjadi primadona kelas menengah atas dibanding komputer tablet lainnya. Hal ini dibuktikan dari jumlah penjualan iPad yang sudah mencapai jutaan unit, jauh meninggalkan komputer tablet lainnya seperti Galaxy Tab keluaran Samsung. Fenomena ini makin menguat lagi saat New iPad atau iPad generasi ketiga (iPad 3) diluncurkan oleh Apple tanggal 7 Maret 2012. Secara teknologi, New iPad jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya yang lain. iPad terbaru ini mengusung teknologi layar Retina Display yang beresolusi tinggi 2048x1536 piksel, dengan kepadatan 264 piksel per inci. Hasil tayangan gambarnya jadi lebih tajam dibanding tayangan HDTV yang memiliki resolusi lebih kecil ketimbang Retina Display. New iPad juga mampu merekam gambar Full HD atau 1080p/30 fps. Prosesor yang digunakan pun lebih baik yaitu Apple A5X, yang memiliki prosesor dual core dan prosesor grafis empat inti (quad core). Kekuatannya diklaim 2 kali lipat Tegra 3. Bahkan iPad terbaru sudah mendukung kemampuan jaringan 4G LTE sehingga kala berselancar di dunia maya jadi lebih cepat ketimbang yang versi 3G.
Fenomena New iPad sebagai bagian dari gaya hidup makin melekat tatkala iPad terbaru tersebut dijual perdana tanggal 16 Maret kemarin. Ada sebelas negara yang mendapat giliran pertama menjual New iPad tersebut, yaitu Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Hong Kong, Jepang, Puerto Rico, Singapura, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Para calon pembeli di sebelas negara itu seperti di Jepang, Singapore, dan Australia rela antre 30 jam sebelum toko Apple dibuka. Antrean pembeli New iPad pun mengular bahkan ada yang rela menginap di depan Apple Store sehari sebelumnya. Di antara mereka ada juga yang membayar orang lain hingga ratusan dollar untuk antre mendapatkan New iPad. Motivasi dari tiap pengantre memang berbeda-beda, namun rata-rata dari mereka menginginkan sebagai orang pertama yang menggunakan New iPad. Jadi, tak heran kalau David Tarasenko dari Australia menjadi headline berita di seluruh dunia sebagai orang pertama yang menjadi pembeli iPad terbaru di dunia. Wajah dan namanya pun tiba-tiba menjadi terkenal. Setiap negara di dunia menyaksikan wajahnya terpasang di hampir semua media berita, baik online maupun cetak. David Tarasenko pun cukup bangga menyandang predikat tersebut. Penjualan New iPad di hari perdana pun sukses mencapai jutaan unit dan saham Apple sempat menyentuh rekor tertinggi yakni US$600,01. Secara keseluruhan, sampai saat ini Apple telah menjual sekitar 55 juta iPad sejak diluncurkan pada 2010. Fenomena iPad sebagai gaya hidup pun memang tak bisa dipungkiri kalau melihat jumlah penjualan dan antusiasme para pembeli New iPad di hari perdana penjualannya. Dan umumnya, orang-orang yang pernah menggunakan iPad akan sulit pindah ke merk lain. Mereka tetap setia menggunakan iPad sebagai bagian dari penunjang aktivitasnya. Selain itu, ada rasa kebanggaan sendiri menggenggam perangkat tersebut, selain prestise dan gengsi tentunya. Sumber gambar: ipad3specs.biz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H