Lihat ke Halaman Asli

Abdi Husairi Nasution

TERVERIFIKASI

Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Dari Anyer Sampai Carita, Potensi Wisata yang (Nyaris) Terkubur

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13118734401464409410

Seminggu yang lalu, tanggal 21 hingga 23 Juli 2011, kantor saya mengadakan pelatihan motivasi di Pantai Mutiara Carita. Kegiatannya cukup baik dan seru, namun bukan kegiatan kantor saya itu yang ingin saya sampaikan atau ceritakan di sini. Saya akan menceritakan tentang infrastruktur jalan menuju tempat wisata yang sangat terkenal di Provinsi Banten itu, dan menurut saya merupakan aset yang tak ternilai bagi provinsi di ujung barat Pulau Jawa tersebut. Infrastruktur jalan sangat penting demi pengembangan daerah wisata, tanpa infrastruktur jalan yang baik dan memadai para wisatawan akan malas berkunjung ke sana. Bayangkan, andai Bu Atut sang gubernur mengelola dengan baik daerah wisata pantai tempatnya berkuasa itu pasti akan mendatangkan devisa atau pendapatan daerah yang lumayan besar. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: "Sudahkah pemerintah setempat melakukan pengelolaan tersebut dengan baik dan serius?" Sepanjang perjalanan menuju Anyer hingga Carita, saya tak bisa merasakan kenyamanan dalam perjalanan. Jalan tol menuju tempat itu, mulai tol Balaraja hingga Cilegon Timur sedang dilakukan perbaikan jalan hingga diberlakukan satu jalur jalan karena jalur yang lain sedang diperbaiki. Perbaikan ini dimaksudkan agar kondisi jalan tol semakin nyaman dilewati. Tentu saya setuju dengan perbaikan ini demi masa depan yang lebih baik. Namun, ketika memasuki jalan raya Anyer, sekitar Krakatau Steel, jalan raya yang saya lalui makin parah. Jalanan tak mulus, berbatuan, hingga perut saya terguncang-guncang gara-gara melewati jalanan yang berlubang. Belum lagi dengan debu jalan yang berterbangan diterpa kendaraan-kendaraan besar seperti truk. Beberapa tahun yang lalu saat berkunjung ke Anyer, jalanan masih dirasa baik dan mulus. Entah kenapa bisa jadi separah itu, apa karena tak pernah dirawat atau dibiarkan rusak parah dulu baru diperbaiki, entahlah. Keadaan ini makin diperparah lagi dengan kemacetan yang luarbiasa, karena adanya bagian jalan yang sedang diperbaiki dan adanya truk- truk yang keluar masuk pabrik sehingga mengganggu arus lalu lintas. Saya baru merasakan jalan yang mulus ketika sampai di daerah wisata Pantai Anyer, namun tak sepanjang jalan kemulusan itu dirasa. Saat menuju Pantai Carita, saya kembali melewati jalan yang rusak. Lelah memang melewati jalan raya Anyer hingga Carita tersebut. Saya hitung, waktu tempuh dari Jakarta hingga Carita bisa mencapai 6 jam perjalanan. Sedang waktu tempuh dari Cilegon hingga Anyer sekitar 2 jam. Andai jalanan mulus, waktu tempuh Jakarta hingga Carita mungkin tak lebih dari 3 jam perjalanan. Dalam perjalanan itu, saya juga tak melihat bis-bis pariwisata pengangkut turis asing. Sayang memang kalau keadaan tersebut dibiarkan terus, bisa-bisa potensi wisatanya terkubur, dan itu sudah nyaris. Padahal, Pantai Anyer dan Carita memiliki potensi yang besar untuk menarik wisatawan. Namun, walau perjalanan ke Carita begitu menyengsarakan, saya tetap disambut Bu Atut dengan senyumannya yang manis. Di sepanjang jalan Anyer-Carita, baliho Bu Atut yang tersenyum manis berdiri semarak,  seakan menyambut kedatangan saya dan teman-teman.

  • Sumber gambar: Farid Abdurrahman -Picasa Web Albums

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline