Lihat ke Halaman Asli

Abdi Husairi Nasution

TERVERIFIKASI

Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Tak Ada Kebaya di Pernikahan William-Kate

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1304097119331771355

Pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton merupakan pernikahan terbesar di abad ini. Sekitar 4 milyar pasang mata menyaksikan ritual pernikahan anggota kerajaan Inggris tersebut, termasuk saya. Saya tak perlu bercerita bagaimana ritual itu berlangsung karena media dengan senang hati telah menceritakannya buat Anda secara berulang-ulang.

Para tamu yang hadir dalam pernikahan akbar itu tentu orang-orang penting dan terpilih. Kalaupun bukan orang penting, tentu orang itu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kedua mempelai hingga mereka mendapatkan undangan secara resmi. Para undangan memakai busana atau pakaian istimewa yang khusus mereka siapkan untuk acara Pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton itu. Namun, pakaian yang mereka kenakan tidak boleh mencolok dan tidak boleh berwarna putih biar tak lebih menonjol dari mempelai wanita. Aturan pihak kerajaan ini mengingatkan saya pada film bollywood. Di film bollywood, setiap sang bintang wanita menyanyi dan menari, penampilannya (baik busana maupun kecantikannya) akan lebih menonjol ketimbang para penari latarnya. Hal ini dimaksudkan agar mata penonton tetap tertumpu atau fokus pada sang bintang wanita.

Dari sekitar 1900 undangan yang hadir itu tak ada satu pun yang memakai kebaya. Padahal saya ingin sekali melihat salah seorang tamu pernikahan tersebut memakai kebaya. Andai ada yang memakai kebaya pasti orang itu berasal dari Indonesia atau pernah ke Indonesia. Namun saya yakin, kebaya tentu akan dilarang di perhelatan tersebut karena seorang wanita yang mengenakan kebaya akan kelihatan lebih anggun dan bisa menjadi pusat perhatian orang sekitarnya. Bahkan bagi saya, wanita berkebaya itu lebih kelihatan sexy karena lekuk-lekuk tubuh si pemakai akan kelihatan lebih menonjol. Hal ini tentu saja tak diharapkan oleh pihak kerajaan. Padahal sebelum tahun 1600, kebaya merupakan pakaian yang hanya dikenakan oleh keluarga kerajaan di Pulau Jawa. Jadi, tak sembarang orang yang bisa mengenakan kebaya pada masa itu.

Kini, aturan pemakaian kebaya sudah lebih longgar, kebaya tak hanya dipakai oleh kalangan kerajaan atau bangsawan di Jawa semata tetapi sudah merambah ke semua kalangan. Meski demikian, kebaya tetap dikenakan pada acara-acara penting seperti pernikahan, acara budaya, dan acara-acara yang bersifat formal lainnya. Saya pun berandai lagi, andai kebaya dijadikan dresscode di acara pernikahan William-Kate, saya yakin semua wanita yang hadir di situ akan terlihat lebih anggun. Saya mencoba membayangkan Ratu Elizabeth II dan Camilla Parker Bowles - ibu tiri Pangeran William mengenakan kebaya dengan sepatu high heels-nya, tentu mereka akan kelihatan lebih anggun dan berwibawa.

Sayang memang, kebaya cuma milik wanita Indonesia, bukan milik wanita Inggris. Padahal kebaya lebih bersifat universal, wanita mana saja akan pantas mengenakan busana khas Indonesia itu. Kalau Anda melihat calon istrinya si Ibas,  Siti Ruby Aliya Rajasa saat acara pertunangannya, Anda akan berdecak kagum, betapa anggunnya dia saat berjalan melangkah menuju kursinya. Andai itu dikenakan Kate saat acara pernikahannya, tentu Kate tak hanya cantik tapi tampak lebih anggun dan berwibawa. Tapi itu tetap tak mungkin.

Saya pun terus mengkhayal, kalau Kate, Ratu Elizabeth II, Camilla, dan para tamu wanita undangan lainnya mengenakan kebaya, dan diiringi musik gamelan yang bertalu lembut, serta diiringi tarian pengiring pengantin seperti Cuculampah dan Nyondro, tentu acara pernikahan William-Kate akan lebih sakral lagi. Dan saya pun tetap mencintai kebaya walau khayalan saya tak menjadi kenyataan. Berkat kebaya, wanita Indonesia jadi lebih cantik dan anggun, secantik dan seanggun ibu pertiwi, Indonesia. Kebaya memang paling Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline