Lihat ke Halaman Asli

Abdi Husairi Nasution

TERVERIFIKASI

Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Arti Angka 14 untuk Saya

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1297834895349287337

[caption id="attachment_90311" align="alignright" width="300" caption="Sumber gambar: cusame.blogspot.com"][/caption] Angka 14 adalah angka yang sangat berarti bagi saya. Angka itu bukan angka keberuntungan dan bukan pula angka yang saya sakralkan, dan angka tersebut bukan pula angka yang cantik. Angka yang cantik itu menurut saya adalah angka 1, 3, 10, 11, 22, 33, 44, 111, dan angka-angka unik lainnya. Angka 14 memiliki arti penting dalam perjalanan hidup saya. Mengapa angka itu saya anggap penting dan berarti? Angka 14 merupakan angka kelahiran saya. Saya lahir tanggal 14 Juni. Saya juga jadian dengan istri saya di tanggal 14 tepatnya 14 Februari tahun 2000. Waktu itu, 11 tahun yang lalu saya ungkapkan rasa cinta saya pada dia. Saya juga tak tahu kalau hari itu bertepatan dengan hari kasih sayang yang dirayakan hampir seluruh penduduk Bumi. Semuanya serba tak disengaja. Perayaan pesta pernikahan saya pun diselenggarakan pas tanggal 14, tepatnya 14 Juni tahun 2003, bertepatan dengan hari kelahiran saya. Kalau tanggal pernikahan ini memang disengaja atas usulan istri saya. Hanya akad nikahnya saja yang bukan tanggal 14 tapi tanggal 13 Juni. Gara-garanya, abang ipar saya menginginkan hari Jumat sebagai hari akad nikah saya, yang bertepatan dengan tanggal 13 itu. Katanya, hari Jumat adalah hari baik, hari umat Islam. Mau tak mau saya turuti keinginannya. Besoknya, hari Sabtu tanggal 14 baru acara pestanya. Padahal saya dan istri saya sudah berencana kalau akad nikah dan perayaan nikahnya dilakukan tanggal 14 Juni. Meskipun demikian,  saya tetap merayakan hari pernikahan itu di tanggal 14 bukan tanggal 13. Tanggal 14 kemarin, saya dan istri merayakan 11 tahun jalinan hubungan kami. Perayaannya cukup sederhana, pagi-pagi dia memeluk saya, dan berkata, "Happy anniversary", sambil mencium saya. Saya pun tersadar dan langsung ingat dan membalasnya. Padahal niatnya, saya mau ngucapin itu pas jam 12 malam, supaya lebih kelihatan romantis. Namun dasar kantuk tak bisa diajak kompromi, bablaslah hingga pagi menjelang. Cuma ucapan itulah yang mewarnai perayaan anniversary kami tersebut. Tak ada candle light dinner atau pergi jalan-jalan ke tempat yang dianggap romantis. Hari itu berjalan seperti biasa, namun saya makin mencintai dia. Dia sudah menjadi istri dan bunda yang baik buat saya dan anak semata wayang kami, dan itu sudah sesuai dengan harapan saya sejak dulu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline