Lihat ke Halaman Asli

ABDIMASNESIA

Media Publikasi Pengabdian Masyarakat dan Opini Sosial Humaniora

Mengubah Mindset Konsumsi: Cara Menghindari FOMO dan Menjadi Konsumen yang Bertanggung Jawab

Diperbarui: 25 Februari 2023   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : pixtastock.com

Menjadi konsumen yang bertanggungjawab tidaklah mudah, terlebih lagi ketika kita hidup dalam era media sosial yang dipenuhi dengan gambar-gambar dan cerita-cerita tentang produk-produk terbaru yang seakan menjadi keharusan untuk dimiliki. Hal ini tidak hanya memicu rasa ingin tahu, tetapi juga kecemasan akan terlewatkan atau yang sering dikenal dengan sebutan FOMO (fear of missing out).

Survei pendahuluan  menunjukkan generasi Y dan Z memiliki motivasi belanja hedonis sebesar 65.35% artinya mereka berbelanja berdasarkan kesenangan dibandingkan kebutuhan dan 77% menunjukkan aktivitas berbelanja karena dipengaruhi media sosial. Penelitian yang dilakukan Thamrin & Saleh (2019) juga menunjukkan adanya keterkaitan hedonis dengan perilaku impulsif.

Konsumen mendapatkan nilai hedonis pada saat browsing media sosial sehingga termotivasi dalam meningkatkan durasi waktu mengunjungi website yang mendorong mereka melakukan kunjungan berulang (Lin & Lekhawipat, 2014). Hal ini tentu sangat mempengaruhi gaya hidup dan kebiasaan konsumsi masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengubah mindset konsumsi walau terkesan mustahil untuk dilakukan.

FOMO atau ketakutan akan terlewatkan dapat memicu rasa tidak nyaman dan kecemasan pada konsumen. Hal ini membuat konsumen cenderung untuk membeli produk hanya untuk mengikuti tren, bukan karena kebutuhan sebenarnya. Beberapa dampak negatif dari FOMO pada konsumen adalah sebagai berikut:

  • Membuat Konsumen Kehilangan Kontrol atas Keuangan
    Konsumen yang terjerat FOMO cenderung mengabaikan kebutuhan sebenarnya dan mengeluarkan uang untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan. Hal ini membuat mereka kehilangan kendali atas keuangan mereka, sehingga dapat berdampak pada keuangan jangka panjang.
  • Meningkatkan Stres dan Kecemasan
    FOMO dapat memicu rasa stres dan kecemasan yang tidak perlu pada konsumen. Konsumen yang merasa tertinggal dari tren terbaru atau kesempatan penawaran khusus yang terbatas akan merasa gelisah dan khawatir. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental konsumen.
  • Membuat Konsumen Menjadi Konsumtif
    FOMO dapat memicu perilaku konsumtif pada konsumen, yang mengakibatkan mereka terus-menerus membeli produk baru tanpa mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan dan kesehatan finansial mereka. Akibatnya, konsumen dapat kehilangan fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup.
  • Menurunkan Kepuasan Hidup
    Konsumen yang terjerat FOMO cenderung merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka selalu ingin memiliki produk terbaru, yang membuat mereka tidak pernah merasa cukup. Hal ini dapat menurunkan kepuasan hidup konsumen dan membuat mereka terjebak dalam lingkaran konsumsi yang berlebihan

Sementara itu, konsumsi yang bertanggung jawab adalah cara berbelanja yang mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari suatu produk. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat melakukan konsumsi yang bertanggung jawab:

  • Pertimbangkan Aspek Lingkungan
    Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Ellen MacArthur Foundation pada tahun 2019, konsumsi yang berkelanjutan dapat mengurangi emisi karbon, limbah, dan penggunaan sumber daya hingga 45% pada tahun 2030. Konsumsi yang bertanggung jawab harus mempertimbangkan dampak lingkungan dari suatu produk. Hindari produk yang berlebihan dalam kemasan plastik dan kemasan sekali pakai yang sulit terurai. Pilih produk yang dihasilkan secara berkelanjutan dan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.
  • Pertimbangkan Aspek Sosial
    Konsumsi yang bertanggung jawab juga harus mempertimbangkan dampak sosial dari suatu produk. Pilih produk dari produsen yang memperhatikan hak buruh dan tidak menggunakan tenaga kerja anak atau mempekerjakan buruh dengan upah rendah.
  • Pertimbangkan Aspek Ekonomi
    Konsumsi yang bertanggung jawab juga harus mempertimbangkan dampak ekonomi dari suatu produk. Pilih produk dari produsen lokal untuk mendukung perekonomian lokal. Hindari produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang langka dan berharga.
  • Konsumsi Lebih Sedikit dan Lebih Bijak
    Konsumsi yang bertanggung jawab juga berarti mengurangi jumlah barang yang dibeli dan membeli hanya barang yang benar-benar dibutuhkan. Jangan tergoda untuk membeli produk hanya karena terpengaruh oleh iklan atau tren terbaru. Selalu bertanya pada diri sendiri apakah kita benar-benar membutuhkan produk tersebut sebelum membelinya.

Dengan menerapkan konsumsi yang bertanggung jawab, kita dapat meminimalkan dampak negatif konsumsi pada lingkungan, sosial, dan ekonomi, serta menjadi konsumen yang lebih sadar dan bertanggung jawab.

Selain itu, kita dapat memulai langkah-langkah untuk menghindarinya dan mengubah mindset konsumsi kita menjadi lebih bijak dan bertanggungjawab.

  • Mengenal Diri Sendiri dan Nilai-nilai yang Dimiliki
    Mengubah mindset konsumsi dimulai dengan mengenal diri sendiri dan nilai-nilai yang dimiliki. Pertimbangkan apa yang sebenarnya kita butuhkan dan apa yang tidak penting bagi kita. Hindari untuk membeli produk hanya karena tekanan sosial atau tren terbaru, tetapi belilah produk yang sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan pribadi.
  • Mengurangi Kebiasaan Konsumsi yang Tidak Perlu
    Langkah kedua adalah mengurangi kebiasaan konsumsi yang tidak perlu. Mulailah dengan melakukan inventarisasi barang-barang yang dimiliki dan mengurangi kebiasaan membeli produk yang sama hanya karena mengikuti tren terbaru. Jangan membeli produk hanya karena iklan atau promosi yang menarik perhatian, tapi pertimbangkan apakah produk tersebut memang dibutuhkan atau tidak.
  • Mencari Informasi Sebelum Membeli Produk
    Langkah selanjutnya adalah mencari informasi sebelum membeli produk. Sebelum membeli produk, cari informasi terlebih dahulu mengenai produk tersebut. Pertimbangkan bahan-bahan yang digunakan, cara pembuatan produk, dan dampak lingkungan dan sosial dari produk tersebut. Dengan cara ini, kita dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan juga mempertimbangkan dampak produk pada lingkungan dan sosial.
  • Membeli Produk yang Ramah Lingkungan dan Sosial
    Langkah selanjutnya adalah membeli produk yang ramah lingkungan dan sosial. Pilih produk yang menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan cara yang berkelanjutan. Pilih produsen yang memperhatikan hak buruh dan tidak menggunakan tenaga kerja anak atau mempekerjakan buruh dengan upah rendah.
  • Mempertimbangkan Konsumsi Berkelanjutan
    Langkah terakhir adalah mempertimbangkan konsumsi berkelanjutan. Pertimbangkan apakah produk yang dibeli dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama atau hanya digunakan dalam jangka waktu yang singkat dan kemudian dibuang. Pilih produk yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan mempertimbangkan untuk memperbaiki produk ketika rusak daripada membuangnya.

Tentunya, dengan mengubah mindset konsumsi, kita dapat menjadi konsumen yang lebih sadar dan bertanggung jawab dalam membeli produk. Dengan melakukan langkah-langkah ini, kita dapat menghindari FOMO dan meminimalkan dampak negatif konsumsi pada lingkungan, sosial, kesehatan dan ekonomi.

Sumber:

Ellen MacArthur Foundation. (2019). Completing the Picture: How the Circular Economy Tackles Climate Change. https://www.ellenmacarthurfoundation.org/publications/completing-the-picture-how-the-circular-economy-tackles-climate-change

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline