Sabtu, 13 Januari 2024
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, baru-baru ini desa Jambangan mengadakan program kegiatan peningkatan kapasitas kepemudaan yang di kemas dalam acara Study Tiru dengan desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Acara ini diikuti oleh 28 orang yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa beserta perwakilan lembaga yang ada di desa Jambangan, meliputi BPD, karangtaruna, Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) dan kordes UMKM. Sementara itu, Kepala Desa Ngijo, Bpk Zainuddin, menyambut baik kedatangan tim dari Desa Jambangan, "Studi Tiru ini diharapkan dapat menjadi awal kolaborasi jangka panjang antara kedua desa, dengan pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang terus-menerus"
Kedua desa ini memiliki tujuan dengan diadakannya study Tiru ini dapat meningkatkan kapasitas kepemudaan yang bisa memberikan dampak posistif yang signifikan dalam memajukan generasi muda dan memperkuat daya saing serta keberlanjutan desa-desa ini. "Bila kita tidak melibatkan pemuda, maka kita akan sulit berhasil. Pemudah harus lebih semangat untuk membangun desa, kata pepatah kalau mau maju harus mau belajar di tempat lain", ujar kepala desa Jambangan Bapak Eko Budi Cahyono, ST saat penyambutan. Begitu pula ujar Ibu Gita Firdaus dari perwakilan dinas komunikasi dan informasi kabupaten Malang menyampaikan pentingnya saling sharing dan berbagi ilmu "Amati Tiru Modifikasi (ATM)" yang artinya seseorang atau suatu organisasi diharapkan dapat memanfaatkan pembelajaran dari pengalaman orang lain untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan dengan lebih efektif.
Tim perwakilan dari desa Ngijo Karangploso yang diwakili oleh Bu Alya selalu pengelola TPST telah berhasil memaparkan beberapa metode pengelolaan sampah di mana permasalahan saat ini adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Pengelolaan sampah di desa Ngijo Karangploso ini dalam satu tahun terakhir ini mendapat pendapatan kisar 900 juta dari iuran sampah perbulan 10k per KK untuk UMKM beda untuk tarifnya, sampah diambil sebulan dua belas kali. Desa Ngijo dengan mandiri menyewa lahan yang di fungsikan menjadi TPA dengan biaya sewa 1.000.000 -- 1.500.000 per-bulan.
Dalam pengambilan sampah desa Ngijo disamping bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang, juga menyiapkan armada sendiri dikarenakan sering terjadinya keterlambatan pengambilan sampah oleh karena, itu desa Ngijo nantinya berusaha untuk mandiri" Ujar Ketua Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) Ibu Alya pada pemaparan pengenalan desa Ngijo.
Sementara itu, dalam sehari bisa menampung 20 sampai 21 kubik sampah menggunakan armada Tosa, Pik up dan Truk. Desa Ngijo telah memperkerjakan 34 pekerja dengan anggaran 22 juta tiap bulan terdiri dari 12 petugas kebersian dan 14 petugas pemilah. Untuk mencapai keberhasilan ini dalam forum juga sudah disampaikan tonggak awal yg harus dikuatkan saat membentuk TPS yaitu; kesadaran SDM, Ketekunan, administrasi yang baik, penyertaan modal awal , dan bagaimana kita mengatasi permasalah sampah di wilayah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H