Lihat ke Halaman Asli

Liberalisme Klasik dan Neo-Liberalisme dalam Contoh Kasus Indonesia

Diperbarui: 6 November 2023   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Kerjasama antara Indonesia dan Australia melalui IA-CEPA

*Analisis : Kerjasama antara Indonesia dan Australia dapat dilihat dari prespektif liberalisme klasik, karena kerjasama IA-CEPA ini bergerak dibidang ekonomi karena kedua negara saling ketergantungan satu sama lain. Kerjasama ini dapat mempermudah investasi, IA-CEPA menjadi penghubung bagi kedua negara untuk memanfaatkan keunggulannya. Dari penjelasan diatas ketergantungan antara Indonesia dan Australia masuk kedalam prespektif liberalisme klasik, karena aktor yang terlibat adalah negara dan negara.

2. Pelunasan hutang Indonesia ke IMF

*Analisis : Hubungan antara Indonesia dengan IMF dapat dilihat dari prespektif neo-liberalisme. karena aktor bukan hanya negara tetapi ada juha organisasi internasional seperti IMF. pelunasan hutang Indonesia sebesar 3,2 juta USD, dan melalui perhitungan perekonomian Indonesia. Seperti cadangan devisa, kondisi arus modal yang masuk, dan kebutuhan pembiayaan yang sudah dihitung secara matang. Dari banyak aspek yang diperhitungkan ketika Indonesia melunasi hutang, dapat dilihat pembayaran hutang sangat komplex dan hubungan dengan IMF melibatkan banyak aspek ekonomi Indonesia atau bisa disebut sebagai ketergantungan Indonesia terhadap IMF. aktor yang terlibat adalah negara dan non-negara (organisasi internasional) dan hal ini sesuai dengan Neo-liberalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline