Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Shaffa Abdillah

Mahasiswa UIN Jakarta

Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Generasi Milenial dan Gen Z

Diperbarui: 23 Juli 2024   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jakarta, 6 Juli 2024 - Literasi keuangan telah menjadi salah satu isu penting yang perlu mendapat perhatian serius, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Generasi ini tumbuh di tengah kemajuan teknologi digital yang pesat, yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan uang dan produk keuangan. Kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi dengan bijak menjadi semakin penting di era ini, di mana segala sesuatu dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi dan platform online.

Rizki Rahmat, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dari UIN Jakarta, menekankan betapa pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda. "Literasi keuangan bukan hanya tentang mengerti cara mengelola uang, tetapi juga tentang memahami bagaimana membuat keputusan keuangan yang tepat. Dengan literasi keuangan yang baik, kita bisa menghindari jebakan utang dan lebih siap untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang," kata Rizki.

Rizki menambahkan bahwa generasi milenial dan Gen Z sering kali lebih rentan terhadap tekanan sosial dan iklan yang mempromosikan gaya hidup konsumtif. "Kita hidup di era media sosial di mana segala sesuatu terlihat sempurna dan sering kali mendorong kita untuk mengeluarkan uang lebih dari yang seharusnya. Literasi keuangan membantu kita untuk lebih bijak dalam pengeluaran dan mengedepankan kebutuhan daripada keinginan," jelasnya.

Di sisi lain, Fahmi, seorang driver ojek online di Jakarta, juga mengakui pentingnya literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari. "Sebagai pekerja lepas, saya harus pintar mengelola penghasilan saya setiap hari. Literasi keuangan membantu saya untuk membuat anggaran, mengelola pajak, dan juga memahami cara yang tepat untuk menyimpan dan menginvestasikan uang saya," ujarnya. Fahmi menambahkan bahwa literasi keuangan juga membantunya menghindari jebakan utang yang bisa merugikan.

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di kalangan milenial dan Gen Z masih relatif rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat banyaknya produk keuangan digital yang muncul di pasaran, seperti e-wallet, investasi online, dan pinjaman peer-to-peer. Rizki menyoroti bahwa pemahaman yang baik tentang produk-produk ini sangat penting untuk menghindari risiko finansial.

"Sebagai mahasiswa, kita harus mengambil inisiatif untuk belajar dan memahami literasi keuangan. Banyak sumber belajar gratis yang tersedia, mulai dari artikel, video edukasi di YouTube, hingga seminar online yang diselenggarakan oleh berbagai institusi keuangan," tambah Rizki. Ia menekankan bahwa literasi keuangan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga harus didukung oleh institusi pendidikan dan pemerintah.

Upaya untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan milenial dan Gen Z tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga institusi pendidikan dan pemerintah. Rizki berharap lebih banyak program edukasi keuangan yang dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan formal. 

"Dengan literasi keuangan yang baik, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan dan mampu mencapai stabilitas keuangan. Ini bukan hanya tentang kita saat ini, tetapi juga tentang bagaimana kita membentuk masa depan yang lebih baik," tutup Rizki.

Sementara itu, Fahmi juga berharap agar literasi keuangan dapat diajarkan sejak dini, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang cara mengelola uang. "Saya berharap anak-anak saya bisa belajar tentang pentingnya menabung, mengelola pengeluaran, dan berinvestasi sejak usia muda. Dengan begitu, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan," katanya.

Peningkatan literasi keuangan di kalangan generasi milenial dan Gen Z adalah langkah penting untuk memastikan mereka dapat membuat keputusan keuangan yang bijak, menghindari jebakan utang, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Edukasi yang tepat dan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan adalah kunci untuk mencapainya.

Di era digital ini, literasi keuangan juga mencakup pemahaman tentang keamanan finansial online. Banyaknya kasus penipuan dan kebocoran data menunjukkan bahwa kita harus berhati-hati dalam mengelola informasi keuangan pribadi. "Kita harus selalu waspada dan tidak mudah tergiur dengan tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Melalui literasi keuangan, kita bisa lebih bijak dalam memilih produk keuangan dan menjaga keamanan informasi kita," ujar Fahmi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline