Berasal dari kota kecil yang letaknya di pulau Sulawesi bagian timur, mendengar ibu kota Negara rasanya membayangkan lautan luas yang menyeramkan, buka hanya karena beda pulau yang dipisahkan lautan ya.
Berita di TV dan internet tidak sedikit menampilkan deretan berita terbaru seputar Ibu Kota, seperti pencopetan, begal, dan tindak kriminal lainya. Seperti lautan yang isi di dalamnya terdapat berbagai hal aneh terjadi.
Pergi menyelam di kota besar butuh keberanian untuk menghadapi segala kejadian yang jarang ditemukan di kota kecil. Mungkin inilah alasan masih ada orang yang enggan solo traveling ke kota-kota besar seperti saya. :)
Oh iya, satu pengalaman menyeramkan yang membuat saya sedikit trauma berada di kota besar untuk pertama kali. Ketika di Surabaya terjadi miskomunikasi dengan seorang teman yang janjinya mau menjemput saya dan akhirnya tidak jadi.
Akibat panik karena tidak hafal kota Surabaya, ujungnya saya memutuskan menggunakan bus ke tempat tujuan. Nah dengan PDnya saya turun sebentar membeli air mineral dan lupa mengambil koper, naasnya ketika saya ingat dan mau mengambil kopor, bus tersebut ternyata sudah pergi.
Saya tidak tahu jadwal pemberangkatan bus tersebut apalagi setelah dijelaskan bahwa jika bus tersebut tidak terdapat penumpang atau kekurangan penumpang maka akan dialihkan ke bus lain. Nah pantas saat saya naik, saya memperhatikan masih banyak kursi kosong, dari situlah saya kapikiran untuk turun dulu dari bus.
Rasanya setengah badan saya mati rasa, begini ya jadinya kalau dapat masalah di "kampung orang". Setelah pencarian yang tidak sebentar bersama seorang teman, tanya-tanya warga, singgah ke terminal lain yang busnya dicurigai ke tempat tersebut, akhirnya koper saya bisa ditemukan kembali. wuihh Alhamdulillah lega rasanya.
Lanjut ke Ibu Kota tadi, beberapa bulan kemarin saya diberikan rezeki dan kesempatan untuk menginjakan kaki di Ibu kota negara, ya karena tugas kantor sih. Masih ada bayangan menakutkan tentang kota besar apalagi sekarang berada di ibu kota Negara, tentunya lebih menakutkan lagi.
Bersyukur karena saya bersama seorang teman yang sudah "bosan" bolak-balik Jakarta, jadi bukan solo traveling lagi ya. Selesai kegiatan di Jakarta, kami menyempatkan untuk keliling ke beberapa destinasi wisata di Jakarta, tentunya saya serahkan urusan ini ke teman saya dalam segala keperluan kami seperti makan dan transportasi karena dia sudah paham seluk-beluk Jakarta.
Sedikit memperhatikan teman, kok semudah itu dia keliling-keliling Ibu kota sendiri tanpa khawatir ya. Nah saat itu saya baru sadar ternyata sekarang ini nggak perlu repot lagi misalnya pesan makan dan milih transportasi karena dapat dilakukan hanya dengan satu aplikasi seperti teman saya itu yang menggunakan Grab.
Grab #AplikasiUntukSemua sangat membantu bagi orang-orang yang ingin "menyelam" di lautan ibu kota walau sendiri tanpa takut khawatir tersesat dan kelaparan. Maklum sih selama ini saya hanya bisa melihat kehebatan aplikasi yang #SelaluBisa ini lewat iklan di layar kaca dan sosmed, apalagi di tempat saya belum punya grab (masih kota kecil).