Lihat ke Halaman Asli

Jika Ahok Hadir di Acara ILC (8-3-2016), Sama Saja dengan Masuk Perangkap

Diperbarui: 12 Maret 2016   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                               [caption caption="Sumber foto: Kompasiana.com & Merdeka.com"]                                                                           [/caption]

Sebelum membahas masalah tidak hadirnya Ahok di dalam acara ILC, 8 Maret 2016 walaupun telah diundang, marilah kita cermati dulu apa yang dikatakan juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul tentang calon Gubernur DKI 2017 yang akan diusung oleh partainya.  Ruhut Sitompul yang memiliki 3 identitas sebagai politikus, pengacara, dan pemain sinetron ini memberi pernyataan tentang bakal cagub DKI yang akan diusung oleh Partai Demokrat pada Pilgub DKI 2107.

@Bakal cagub kelas lucu-lucuan@

Menurut Ruhut, Partai Demokrat secara resmi belum menentukan pilihan untuk mendukung calon Gubernur DKI Jakarta. Namun, partainya ingin mengusung calon yang akan memenangkan pertarungan Pilgub DKI tahun 2017. Demokrat tidak ingin memajukan calon yang hanya akan menjadi bahan lucu-lucuan bagi seluruh masyarakat DKI Jakarta. Saat ini, kata Ruhut, popularitas dan elektabilitas Gubernur Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tidak tertandingi (republika.co.id: 1-3-2016).

Jika kita cermati pernyataan Ruhut tsb, maka mudah disimpulkan kalau bakal cagub DKI yang termasuk figur lucu-lucuan adalah bakal cagub yang tidak mungkin menang karena elektabilitas yang rendah berdasarkan hasil survey dan juga karena bakal cagub tsb adalah orang yang selama ini tidak dikenal dalam dunia politik. Salah satu contohnya adalah Ahmad Dhani.

Dari bakal cagub DKI yang namanya belakangan ini menjadi pemberitaan seperti Yusril Ihza Mahendra, Adyaksa Dault, Sandiaga Uno, dan Ahmad Dhani, tampaknya Ahmad Dhani adalah bakal cagub yang paling pantas disebut sebagai bakal cagub lucu-lucuan. Dhani memang tampak lucu ketika tampil di TV One, dalam acara ILC, 8-3-2016, dengan judul DKI 1: Siapakah Penantang Ahok ?

Saat itu Dhani mengeritik kinerja Ahok yang dikatakannya tidak menggunakan otak kanan dan tidak membangun jiwa, sedangkan dalam lagu Indonesia Raya, Dhani mengatakan ada kalimat: Bangunlah jiwanya, bangunlah raganya. Dhani tidak menyadari bahwa ia melakukan kesalahan ketika mengutip kalimat tsb yang seharusnya adalah: Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya (bukan raganya). Sebagai warga Negara Indonesia yang baik sekaligus musisi terkenal, tidak sepatutnya Dhani sampai lupa menyebut kalimat dalam lagu Indonesia Raya sekalipun kesalahannya hanya 1 kata. Kita maklumi sajalah kesalahan ahmad Dhani tsb, namanya juga bakal cagub lucu-lucuan.

@Strategi keroyok Ahok@

Tingkat elektabilitas yang rendah dan beratnya mengalahkan Ahok telah menyebabkan para bakal cagub ini menggunakan berbagai manufer politik untuk bisa menang di Pilgub DKI 2017. Di antara manufer politik tsb adalah mereka sepakat menggunakan strategi MAIN KEROYOK. Tepatnya mereka punya kesepakatan untuk saling dukung untuk mengalahkan Ahok.

Strategi yang sebetulnya tidak kesatria dan pengecut ini secara terus terang dikatakan oleh Yusril Ihza Mahedra bakal cagub DKI 2017 yang juga berambisi untuk ikut Pilpres 2019. Yusril mengatakan: "Siapa yang paling kuat menantang petahana akan didukung. Kalau Pak Dhani paling tinggi saya akan mendukung, Pak Adhyaksa begitu juga Pak Sandiaga Uno, begitu juga saya, tidak ingin ada rasa tidak enak, saling dukung dan ikhlas." Demikianlah kata Yusril Ihza Mahendra dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Ahmad Dhani di kediaman musisi itu di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat, 4/3/2016 (detik.com).

Jika kita saksikan acara ILC, 8-3-2016, dengan judul seperti disebutkan di atas, tampak jelas kalau acara tsb hanya merupakan aplikasi dari strategi keroyok Ahok. Lihat saja bagaimana setiap bakal cagub mengeluarkan pernyataan tentang berbagai sisi negatif dari kebijakan Ahok selama menjadi gubernur DKI. Pentolan LSM, Ratna Sarumpaet, (disadari atau tidak olehnya), sudah dijadikan sebagai salah satu penambah jumlah para pengeroyok tsb. Alhasil, seperti kita saksikan pendukung Ahok yang hanya berjumlah sedikit menjadi kewalahan sehingga Anton Medan, salah satu pendukung Ahok ngambek dan meninggalkan acara yang tidak bermutu tsb.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline