Lihat ke Halaman Asli

Kritik Tokoh Masyarakat terhadap Mobil Mewah Para Pejabat

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sampai sekarang pemberian fasilitas mobil “Toyota Crown Royal Saloon, seharga Rp.1,3 miliar untuk para menteri KIB II (Kabinet Indonesia Bersatu II) dan anggota DPR masih menimbulkan kritik dari berbagai tokoh masyarakat. Pada intinya kritik tsb menyimpulkan bahwa para pejabat pemerintah tidak memiliki sense of crisis.

Rasanya berbagai kritik tsb cukup penting untuk dicermati sebagai salah satu bahan untuk menilai sejauh manakah kualitas dari para pejabat tsb dari sisi kesederhanaan hidup dan kepekaan mereka terhadap penderitaan rakyat.

Untuk maksud yang sama, tampaknya cukup bermanfaat juga kalau kita mencermati bagaimana tanggapan dari para pejabat yang telah menerima pembagian mobil mewah tsb. Tanggapan tsb ada yang bernada malu-malu tapi mau, ada yang idealis, ada yang berterima kasih, dan tampaknya ada juga yang justru terkesan sedikit kurang puas.

Berikut ini adalah kritik dan tanggapan dari beberapa tokoh masyrakat dan pejabat yang menerima pembagian mobil mewah tsb.

1. Komentar Abdullah Dahlan (ICW)

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) ini menyatakan, pemberian mobil mewah bagi pejabat negara itu merupakan tindakan pemborosan ang¬garan negara. Patut diduga juga adanya dugaan korupsi dalam penganggaran dan pengadaannya.

“Dari aspek penyusunan anggaran kami menilai penga¬da¬an ini bermasalah. Selain melukai pera¬saan masyarakat, juga melanggar ketentuan Menteri Keuangan,” katanya.

Menurutnya, pengadaan mobil ini juga tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No 64/PMK.02/2008 mengenai Standar Biaya Umum Anggaran 2009. Disebutkan, biaya tertinggi pengadaan dinas pejabat adalah Rp 400 juta per unit.

2.Komentar Syafii Maarif (Mantan Ketua Umum Muhammadiyah)

"Pejabat itu tak perlu pakai mobil yang mewah-mewah. Ini menunjukkan hati nuraninya masih lemah di tengah bangsa yang miskin," kata Syafii seusai menghadiri pertemuan terkait ulang tahun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (29/12/2009) di Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.

Lebih jauh Syafii menyarankan agar para pejabat menggunakan mobil yang lebih murah dan merakyat ketimbang mobil yang harganya selangit itu. "Mereka pakai 'Kijang' saja. Masyarakat masih banyak yang miskin, jadi pejabatnya tak boleh bermewah-mewah," tandasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline