Tak semua bacaan tentang sejarah itu benar, maka penting bagi kita bersikap selektif dalam membaca buku-buku sejarah. Seorang sejarawan pernah berujar seperti ini "Sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasi si pembuatnya.", kita sebut ia sebagai"Rekayasa Sejarah", seperti sejarah-sejarah yang selama ini kita baca pada buku-buku sekolah misalnya, tak sepenuhnya benar, banyak sekali sejarah yang ditulis sesuai dengan keinginan politis penguasa, rekayasa sejarah sebagai ajang pencitraan. lalu bagaimana membedakan antara sejarah rekayasa dengan sejarah yang memang benar terjadi ? Tidak mudah tentu, karena kejadian di masa lalu siapa yang tahu kepastiaanya !! Saya misalnya, bisa saja menceritakan kepada anak cucu saya nanti bahwa dulu kakek pernah membantu menggulingkan pemerintahan tidak becus di pada era ini, kemudian cerita itu diceritakan oleh cucu saya kepada teman-temannya, atau ditulisnya dalam sebuah catatan dan dibaca oleh banyak orang. Padahal hal tersebut tidak pernah sama sekali saya lakukan, motifnya sederhana'hanya ingin disebut pahlawan oleh sang cucu'. *Lebih lanjut mengenai rekayasa sejarah bisa dikaji bersama dalam diskusi rutin PW PII Sulsel pada jum'at malam(ba'da Isya)@sekret PW PII sulsel. Tema diskusi"Rekayasa Sejarah Indonesia". Atau kelanjutannya bisa dibaca pada tulisan saya pada pekan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H