Lihat ke Halaman Asli

Abdy Busthan

Aktivis Pendidikan

Teori Belajar Behavioristik Pavlov

Diperbarui: 6 Februari 2019   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.bing.com

Ivan Petrovich Pavlov (1949-1936) adalah ahli pembelajaran behavioristik yang sangat berpengaruh hingga saat ini. Awalnya Pavlov hanyalah seorang fisiolog yang merangkap sebagai dokter di negara Rusia. Dia dilahirkan pada 14 September 1849, di daerah Ryazan, Rusia tengah, yakni di desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang Pendeta. 

Pada masa kecil, Pavlov banyak mendapat didikan dalam ruang lingkup dan ajaran Gereja. Tentu keluarganya berharap kelak Pavlov bisa menjadi Pendeta untuk menggantikan ayahnya. 

Pavlov kemudian disekolahkan pada Seminari Teologi yang ada pada saat itu. Namun suatu waktu Pavlov terinspirasi oleh ilmuan Charles Darwin dengan teori-teorinya, yang membuat Pavlov menyadari bahwa ia lebih banyak peduli terhadap pencarian ilmiah, daripada menjadi pelayan jemaat di Gereja. Sehingga akhirnya ia pun meninggalkan Seminari Teologi dan masuk di Universitas St. Petersburg. Di sana ia belajar bidang studi kimia dan fisiologi, dan menerima gelar doktor pada tahun 1879.

Bertitik dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan, maka Pavlov pun mengadakan eksperimennya dengan menggunakan seekor anjing. 

Asumsi dasar yang dikembangkan oleh Pavlov ketika mengadakan eksperimen dengan seekor anjing adalah dengan menganggap binatang atau hewan memiliki kesamaan dengan manusia. Meskipun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia tetap berbeda dengan binatang (Hergenhann B. R., & Olson H Matthew, 2008:180-196); (Pavlov, 1927; 1928; 1941; 1955).

Untuk jelasnya, tahap-tahap eksperimen Pavlov dapat disimak pada gambar berikut:

3.bp.blogspot.com

Tahap Pertama, ketika anjing diberikan sebuah makanan (UCS), maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR). 

Tahap Kedua, jika dibunyikan sebuah bel, maka anjing tidak merespon atau mengeluarkan air liur

Tahap ketiga, lebih lanjut lagi dalam eksperimen nya, anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu (berkali-kali), sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan. 

Tahap keempat, yaitu setelah perlakuan dari gambar ketiga tadi dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) dengan tanpa diberikan makanan, secara otomatis anjing tersebut akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).

Keempat tahapan ekperimen Pavlov di atas, bertujuan membentuk perilaku anjing, agar ketika bunyi bel diberikan, maka anjing tersebut akan merespon dengan mengeluarkan air liur, walaupun tanpa diberikan makanan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline