Lihat ke Halaman Asli

Proses Pembuatan Briket dari Limbah Menjadi Sumber Energi

Diperbarui: 17 Juli 2024   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels

Proses pembuatan briket dari limbah menjadi sumber energi adalah salah satu inovasi penting yang dapat membantu mengatasi masalah limbah dan kebutuhan energi. Briket, yang merupakan bahan bakar padat, dibuat dengan memadatkan limbah organik seperti serbuk gergaji, sekam padi, dan limbah kelapa. Artikel ini akan menguraikan langkah-langkah dalam proses pembuatan briket, serta manfaatnya dalam konteks ekonomi dan lingkungan.

Langkah pertama dalam proses pembuatan briket adalah pengumpulan bahan baku. Bahan baku yang paling umum digunakan adalah limbah biomassa seperti serbuk gergaji, sekam padi, tempurung kelapa, dan limbah pertanian lainnya. Bahan-bahan ini sering kali tersedia melimpah dan tidak digunakan, sehingga pemanfaatannya dapat mengurangi volume limbah dan dampak lingkungan.

Setelah bahan baku dikumpulkan, langkah berikutnya adalah persiapan. Bahan baku perlu dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya, karena kadar air yang tinggi dapat mengurangi kualitas briket. Pengeringan biasanya dilakukan dengan cara menjemur bahan baku di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering khusus.

Setelah bahan baku kering, langkah berikutnya adalah penggilingan. Bahan baku digiling menjadi partikel-partikel kecil untuk memudahkan proses pemadatan. Penggilingan dilakukan menggunakan mesin penggiling yang menghasilkan serbuk halus.

Serbuk yang dihasilkan kemudian dicampur dengan bahan pengikat. Bahan pengikat ini bisa berupa pati, tanah liat, atau bahan alami lainnya yang berfungsi untuk membantu partikel-partikel serbuk melekat satu sama lain saat dipadatkan. Pencampuran dilakukan hingga bahan baku dan bahan pengikat tercampur merata.

Langkah selanjutnya dalam proses pembuatan briket adalah pemadatan. Campuran serbuk dan bahan pengikat dimasukkan ke dalam mesin briket yang akan memadatkan bahan menjadi bentuk briket yang diinginkan. Mesin briket bekerja dengan memberikan tekanan tinggi pada campuran, sehingga partikel-partikel serbuk saling melekat dan membentuk briket yang padat dan kuat.

Briket yang telah terbentuk kemudian dikeluarkan dari mesin dan dikeringkan kembali untuk memastikan bahwa kadar airnya rendah. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara menjemur briket di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering.

Briket memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bahan bakar konvensional. Pertama, briket memiliki densitas energi yang tinggi, sehingga dapat menghasilkan panas yang lebih besar dibandingkan kayu bakar atau bahan bakar biomassa lainnya. Kedua, briket menghasilkan asap dan emisi yang lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan.

Selain itu, briket juga mudah disimpan dan diangkut karena bentuknya yang seragam dan padat. Hal ini membuat briket menjadi pilihan yang praktis untuk penggunaan rumah tangga maupun industri. Dengan menggunakan limbah sebagai bahan baku, proses pembuatan briket juga membantu mengurangi volume limbah yang dibuang ke lingkungan.

Proses pembuatan briket dari limbah memiliki dampak positif yang signifikan terhadap ekonomi dan lingkungan. Dari segi ekonomi, produksi briket menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor, mulai dari pengumpulan bahan baku, produksi, hingga distribusi. Briket juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani dan pengusaha kecil yang memanfaatkan limbah biomassa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline