Lihat ke Halaman Asli

Abden Maulana

mahasiswa

Pencegahan HIV

Diperbarui: 22 Desember 2024   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang membuat kekebalan seseorang menurun, penyakit ini sangat berbahaya, belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya. Jika seseorang terjangkit virus ini, hanya bisa diperlambat penyebarannya, tidak bisa hilang. Tidak sedikit orang di Indonesia yang terjangkit virus ini. Kasus Human Immunodeficiency Viru (HIV) di Indonesia meningkat di tahun 2023. Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril menyebut penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).

Indonesia masih banyak kasus tentang HIV, penyakit ini adalah jenis penyakit yang menular, tidak hanya pada orang dewasa yang bisa tertular, anak yang masih dalam kandungan juga bisa menular. seseorang seringkali tidak tahu bahwa dia terjangkit virus HIV, sehingga bisa menular ke anaknya. HIV tentu memiliki beberapa dampak seperti dampak individu, dampak pada keluarga, dan dampak kepada masyarakat. Penderita HIV/AIDS mengalami perubahan keuangan karena biaya pengobatan dan perawatan yang semakin besar, sementara penghasilannya mungkin menurun. Keluarga penderita HIV/AIDS dapat mengalami kemiskinan, dan jumlah anak yatim piatu, anak gelandangan, dan anak jalanan bertambah. Anak-anak yang bersekolah di rumah tangga penderita HIV/AIDS juga berisiko lebih tinggi untuk putus sekolah, sering bolos, dan tidak naik kelas.Masyarakat dapat mengalami stigma terhadap penderita HIV/AIDS, seperti cemoohan, pelecehan, dan kekerasan fisik. Stigma ini dapat berujung pada pengucilan penderita HIV/AIDS, seperti tidak mendampingi saat sakit, tidak mengizinkan pemakaman dekat lingkungan, dan membuang penderita ke lembaga rehabilitasi sosial. Wabah HIV/AIDS dapat mengganggu kehidupan desa dan masyarakat, serta memperburuk ketertiban umum dan pertumbuhan ekonomi. 

Penyakit ini bisa menular melalu kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, ciran vagina, cairan anus, serta asi. HIV tidak dapat ditularkan melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, ataupun sentuhan fisik. Virus HIV dapat ditularkan melalui beberapa cara, di antaranya: Hubungan seksual tanpa kondom, baik anal maupun vagina, Menggunakan jarum suntik yang tidak steril, seperti saat memakai narkoba atau membuat tato ,Transfusi darah atau transplantasi organ dari orang yang terinfeksi HIV ,Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui ,Tindikan, sulam alis, tato alis, dan sulam bibir yang dilakukan dengan alat yang tidak steril ,Paparan dari lingkungan pekerjaan, seperti saat bekerja dengan benda-benda tajam yang terkontaminasi darah penderita HIV.

Setelah tahu betapa bahayanya virus ini, harus ada pencegahan supaya tidak terjangkit HIV. Mencegah lebih baik daripada mengobati karena lebih murah, tidak kehilangan waktu produktif, tidak merasa sakit, sedih, dan khawatir, membantu melindungi orang lain di sekitar. Kesehatan adalah investasi yang menguntungkan diri sendiri dan orang lain, dan Tubuh yang sehat memungkinkan seseorang melakukan aktivitas secara maksimal. butuh upaya-upaya untuk pencegahan virus HIV ini, ada strategi pencegahan seperti menggunakan Kondom: Efektivitas kondom dalam mencegah HIV dan infeksi menular seksual lainnya; Tes Rutin dan Konseling: Pentingnya mengetahui status HIV secara dini; Hindari Jarum Suntik Tidak Steril: Imbauan untuk tidak berbagi jarum suntik; Pendidikan Seksual: Memberikan informasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang perilaku seksual yang aman. HIV ini sering menyebar melalui seks bebas, maka dari itu perlu penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada remaja untuk menjaga agar tidak terkena seks bebas dan pergaulan bebas, remaja sering fomo dan labil, mereka membutuhkan pengetahuan-pengetahuan terhadap virus ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline