Lihat ke Halaman Asli

AbDee As

menulis

Dunia adalah Halaman Terakhir Doaku

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mata terbuka untuk melihat terang kerasnya kehidupan siang dijalanan, para penguasa pun tetap dalam kawalan peliharaannya, hingga cepat melintasi kampung  kemiskinan yang tak pernah tersentuh..

Seiring kaki menapak  telinga pun mulai mendengarkan ocehan para penjilat kekuasaan, hingga mendengarkan sirine kelaparan para  fakir  yang tak  pernah henti hidup tanpa kepedulian..

Bahasa ini pun slalu muncul dari mulut para ambisi , " tenang pak, semua itu bisa diatur..." dan hanya kematianlah yang dapat menjawab kebodohan para peminta kedudukan ini..

Semoga ujung lidah kita siap menjadi saksi keadilan dan menjadi pembela kepedulian terhadap hak hakiki, yang salama ini hanya bisa terlihat terjual karena kekuasaan kedudukan dan keserakahan bisnis..

Ya Tuhanku..terimalah Doa suaraku dari pinta kedua tanganku ini, hingga para fakir dan  para pemilik ketidak adilan terbebas dari segala akal busuk para pemegang kekuasaan diera sekarang ini..

Ya Tuhanku..berikanlah mukjizatmu kepada para penguasa, agar hari ini mereka dapat melihat dan merasakan bahwa dunia  adalah halaman terakhir buat mereka bertaubat dan segala kekuasaan serta keserakahannya adalah  menjadi kayu bakar api keadilan para pemiliknya..

Semoga doa-doa pemilik nurani ketidak berdayaan ini selalu dijabah dan selalu dalam lindunganmu Ya Tuhanku…Amin..Amin Ya Rabbal Alamin…


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline