Suatu Sore Menjelang Malam
Sungguh penat sudah diri ini
Sungguh sangat begitu membuat diri merasa ragu dan ragu
Jika suatu ketika di masa lalu datang menjelma sayap malaikat berbisik nada-nada rindu
Begitu ego ini mencoba menghakiminya
Rindu yang kadang memeluk erat dan menghibur jiwa
Seperti di telantarkan dalam kesendiriannya
Lebur bersama kegelapan
Mata menjadi samar melihat penuh ragu
Wahai engkau yang dilebur menyusup dada
Duhai engkau yang bergelar nelayan jiwa
Duhai engkau pemilik satu sayap dari pasangan sayap hati
Datang dan mendekat dengan penuh bahagia
Mengisi sisi diri yang telah aku persiapkan
Duduklah pada singgahsana indah itu
Mekar dan wangi harum semerbak bersama bunga-bunga
Damai-lah dalam pada ranjang-ranjang cinta
Lebur dan menggeliat dalam syahdunya kenikmatan bersama kekasih
Mendesah pada malam
Lepas segala hasrat
Dalam dekapan lembut jemari dan sutra surgawi
Suatu sore menjelang malam
Dengan secangkir teh hangat
Namamu sayang
Hanya namamu yang begitu jelas terukir di dalam sadar
Hanya bayangmu sayang
Yang begitu lembut mengajak diri bercerita panjang tentang setiap peristiwa-peristiwa yang menurutmu begitu bernilai dan menghibur diri siapa saja yang mengalaminya
Selalu doa terbaik untukmu, di Surga
Damai kehidupan dan jalan panjang yang engkau lalui
Jangan pernah berpaling lagi
Teruslah indah
Dan dekap segala malam dan pagi
Engkau yang selalu di gelar cinta
Temani daku menikmati secangkir teh ini
Minggu, Kediri, 13 Juni 2021
Melda Agustina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H