Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Duhai, Kau yang Dipuja Purnama

Diperbarui: 6 Juni 2021   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Duhai yang Dipuja Purnama. Oleh : Melda Agustina (Adik Abdul Azis Le Putra Marsyah)

Tidak ada kemungkinan yang coba aku bahasa-kan untuk meninggalkanmu. Yang ada hanya usaha membangun jarak. Harapanku adalah kita makin memahami arti kebersamaan. Mungkin itu kesalahan terberat yang pernah aku lakukan padamu; tidak membicarakan sebelumnya. Hingga akhirnya lahir salah paham. Yang membuat kita benar-benar berpisah.

Sungguh aku sendiri tidak begitu meyakini dirimu. Tidak begitu bangga akan pencapaian. Atau segala bentuknya yang lahir dari pola pikir. Ketegasan itu rendah. Komitmen selalu aku curigai. Maaf untuk itu.

Ini bukan sebuah pengakuan diri atau sebuah usaha untuk membawamu kembali. Hanya bisa berusaha sebaik mungkin. Agar kelak tak begitu banyak hal yang mungkin bisa menyakitimu. Karena untuk lepas dari kesalahan seperti begitu mustahil. Sekali lagi maafkan atas lemahnya diri ini.

Ada suatu masa dimana senja menjadi ranum tanpa aku menyadarinya. Setangkai bunga yang aku titip pada ombak-ombak, ternyata dibawa kembali ke pinggir tanggul. Pernah aku menyimbolkan bunga itu sebagai cinta yang utuh. Lalu aku mencoba menutupnya ke lautan untuk dibawa pergi mengembara. Namun itu hanya simbolik. Yang ada hanya menyeruaknya rasa-rasa yang bercampur aduk lalu membuatku tertunduk lesu.

Begitu susahnya melepas engkau dan cinta yang mendampinginya. Pada senyum dan sikap riang yang selalu aku gambarkan sebagai keanggunan.

Duhai yang dipuja purnama nun tertutup gelap purnama. Yang membuat iri angin mamiri. Tetaplah cantik dan indah. Rinduku masih berselimut kabut di antara pohon Pinus di blantaran sungai brantas pada sore hari . Dan namamu masih terukir di sisinya. Menjadi awal dan akhir dari pengalaman panjang tentang romansa.

Duduklah cantik seperti pada gambar di dompetku. Tersenyumlah manis seperti gambaran ingatanku tentangmu. Dan teruslah baik hati pada siapapun. Untukmu, separauh diri telah bersamamu.

Kediri, 26 Mei 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline