Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Kita Anak Peradaban, Ketahuilah Pentingnya Pendidikan

Diperbarui: 9 Desember 2020   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan sekolah sebelum Pandemi (pixabay.com)


Sudah memasuki penghujung Tahun 2020

Bagaimana kabar pendidikan Indonesia?

Sebagai pemerhati anak berkependidikan dan berbudaya di daerah. Saya sangat menyayangkan dengan pendidikan saat ini. Di mana, segalanya terhenti dengan dalil keamanan, karena adanya pandemi, katanya. Akan tetapi, jika semua kita telaah lebih dalam tentang pandemi ini, maka sangat kontradiktif dengan kenyataan.

Jujur saja, saya tidak pernah memahami cara kerja dari virus ini, walaupun banyak ahli yang mengatakan seseorang terdampak virus ini diakibatkan oleh bersentuhan, ataupun lainnya. Bahkan, ada ahli yang mengatakan bahwa seseorang dikatakan reaktif tanpa adanya gejala. Entahlah, teori seperti yang mereka pakai untuk membuktikan adanya virus ini.

Kita kembali ke masalah pendidikan. Seperti yang semua kita ketahui bersama, bahwasannya pendidikan saat ini (hampir 1 tahun) dalam kondisi gawat darurat. Saya analogikan seseorang yang tergantung di tepi jurang. Maka, dengan ini saya katakan, bahwasannya pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan harus mengembalikan pendidikan secara normal, guna menyelamatkan pendidikan di Indonesia.

Walaupun, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan sudah mengeluarkan kebijakan untuk tidak melakukan aktivitas di sekolah, serta merubah metode pembelajaran secara tatap muka dengan metode pembelajaran secara during. Akan tetapi, metode pembelajaran seperti ini tidak begitu efektif.

Menurut saya, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terbilang absurd. Kenapa ? Karena menghentikan segala aktivitas belajar-mengajar akan mematikan pola pikir dan daya semangat belajar. Coba kita tilik artikel saya yang begitu banyaknya orang tua mengeluh karena anaknya semakin malas di sini.

Kemudian, metode pembelajaran secara during ini tidak efektif, karena hanya mampu di akses oleh sebagian daerah, tidak semua daerah. Sebab, pembangunan infrastruktur seperti layanan jaringan belum memadai dan belum merata.

Maka dengan ini saya katakan, Bapak Mentri Pendidikan telah gagal dalam mengambil kebijakan. Seharusnya, terlebih dahulu mensurvei seluruh Indonesia, sampai ke pelosok sekalipun. Jika dilapangan sudah stabil, baru kebijakan tersebut dikeluarkan. Sungguh, kondisi seperti ini sangat-sangat mengawatirkan. Apabila kondisi seperti ini berkelanjutan, sudah barang tentu Indonesia akan mendapatkan predikat sebagai Negara yang memiliki kemerosotan pendidikan di Dunia.

Untuk saat ini, solusi yang paling tepat ialah mengembalikan semua murid di Indonesia ke sekolahnya masing-masing, guna kestabilan belajar-mengajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline