Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Kekasihku, Kau Menghardik Kebenaran Cintaku

Diperbarui: 9 Desember 2020   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com

Kekasih
Sepagi ini
Dingin
Hening
Kaku
Luka
Menganga
Akibat manusia

Ya, malam kemarin aku sedang termenung dalam kesendirian. Entah apa yang sedang aku pikirkan sehingga aku sedikit linglung. Sedikit teringat ketika kau menghardik aku atas benarnya cinta untukmu. Kau masih ingat, Kekasih?

Mungkin seperti ini
___________________

Kangmas, jangan kau penjarakan aku dengan janji manismu. Jika pada akhirnya hanya menua dalam lautan ketidakpastian dan kenyataan yang semu. Tapi cukup janjikan aku. Bahwa, Sampai kapanpun kau akan tetap berada di sisiku, menjaga dan membahagiakanku dengan caramu sendiri. Sampai maut memisahkan kita untuk selama-lamanya.

Sudah terlalu banyak kepahitan dan kebohongan yang sering terjadi dalam rumah cintaku. Bahkan, pengkhianatan sekalipun, sudah berulangkali aku terima dari orang-orang yang pernah sempatkan dirinya untuk singgah dalam hidupku. Lalu pergi begitu saja, setelah sukses melepaskan segala penat dan kesepiannya.

Jadi aku harap. Jika kedatanganmu ini benar-benar berlandaskan pada cinta yang tak pernah mendua. Maka kupastikan! Segala hidupku semata-mata hanya untuk tetap berada di sisimu, sampai kau dan aku terikat dalam kesakralan cinta yang abadi. Hingga yang mampu meruntuhkan dan bisa memisahkan kita kelak nanti. Adalah ketika kehidupan kita yang fana ini digantikan dengan kehidupan yang kekal.

Di mata Tuhan. Aku hanyalah seonggok daging hina, yang hari ini masih terus mencoba untuk mengubur segala kekelaman yang pernah menaungi hidupku di masa lalu. Dan berusaha untuk kembali memperbaikinya dengan mengikuti segala firman-Nya.

 Maka aku harap! Kehadiranmu ini adalah kehadiran yang semata-mata berpegang teguh untuk menjadi imam dalam ibadahku dan senangtiasa membimbing aku dalam hal kebaikan untuk menuju rumah suci-Nya.

***
Dan Hari ini, Kekasih.
Telah kupastikan, cintaku satu untukmu
Dan semoga juga engkau, iya sama

Berhentilah meragukan kehadiranku. Sebab kedatanganku bukan atas dasar hasutan hawa napsu, melainkan mengikuti jeritan hati penuh dengan kayakinan. Bahwa mencintaimu adalah sebuah keharusan yang tak bisa dibantah atau dianulir kembali. Dan ingin memilikimu adalah semata-mata berdasarkan pada paksaan perasaan yang terus merontah dalam dada.

Jika kau bicara Tuhan dan kalau memang di mata Tuhan tidak ada manusia yang sempurna. Atau bahkan sekalipun ada yang sempurna menurut dalam pandangan kaca mata-Nya yang tidak pernah kita ketahui. Tapi bagiku! Kau adalah sosok yang paling sempurna di mataku. Dan Tuhan pun mengakui kebenaran akan hal itu.

Jika kehidupan di dunia ini hanya sekali saja. Maka begitu juga dengan cintaku, sekali cinta tetap satu sampai mati. Tapi kalau kau masih ragu hanya karena kita hidup di atas skenario Tuhan; semua yang kita yakini hari ini dan kapan saja bisa berubah sesuai dengan kehendak-Nya. Maka yakinlah! Tidak ada orang tua di dunia ini yang tega menyakiti hati anaknya dalam melakukan kebaikan dengan niatan yang  begitu tulus.

Begitupun juga dengan Tuhan! Tangan-Nya tidak sejahat itu memisahkan sepasang hati hambanya yang sudah berniat baik untuk saling melengkapi dengan janji sehidup-semati. Karena ini adalah salah satu bentuk ketaatan kita sebagai ciptaan-Nya untuk menjalankan apa yang telah Dia perintahkan menuju kesempurnaan ibadah kita. Lantas kenapa kau harus meragukan tangan Tuhan akan memisahkan kita?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline