Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Puisi Liris: Terungkap Sadar

Diperbarui: 27 November 2020   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Maria Ayu Kompasianer (diolah: Abdul Azis)

/1/
waktu mengantarkan aku pada perpindahan menuju perubahan tanpa rupa yang adalah kegaiban hidup.

/2/
peristiwa-peristiwa sejak lama telah berpacu pada siapa atau mengapa kita harus berserah diri sepenuhnya.

/3/
tentang zuhud atau hingga mencapai konsep mahabbah illahiyah yang diajarkan oleh sang Sufi wanita Rabi'ah al-Adawiyah, namun betapa pun harapku teramat tinggi akan tetapi keniscayaan melupakan hingar bingar dunia teramat nyata bagiku.

/4/
pertanyaan atau bahkan perdebatan tentang mengapa harus ada tetaplah tak terbantahkan bahwa sekedaran melengkapi kefanaan dunia, begitulah adanya tetapi belumlah pasti benarnya.

/5/
ingkar, sungguh sadarku menolak untuk itu.

/6/
atmaku menolak lupa pada persaksian dirahim ibu, tentang penyatuan antara ruh dan jasad yang adalah akad dihadapan pencipta.

/7/
kini hidup membuaikan kesenangan dan mengantarku pada sesat jika tak secepatnya memenuhi perjanjian kala di Lauhul Mahfudz.

//Pesan Kakek

Nak, 

cintailah semua agama, meski Islam yang kau imankan

sayangilah seluruh budaya, meski kau berada di tanah Jawa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline