Untukmu yang pergi tanpa pamit, terima kasih telah mewarisakan luka. Padamu yang beranjak tanpa penjelasan, lekaslah menemukan pilihan hatimu! Sebab, dia lebih menggiurkan kebertahanan hatimu yang selama ini penuh dengan diksi indahnya.
Dengan luka, tubuh-raga belajar tentang kesabaran. Dari pergi tanpa ada penjelasan, aku tahu makna sebuah pengkhianatan. Segala kebaikan tetap jadi pelajaran berharga. Dan, keburukan akan dibuang bersama Nesember yang penuh kekelaman.
Aku masih terus berjuang menjadi orang yang tak mudah lengah pada tawaran rasa. Jika setiaku, kepadamu? Mungkin sangat sulit pula menggantikanmu dengan yang lain. Tapi, ada segala benturan tetap memberi pelajaran berharga untuk mengasah keberanian. Masih banyak hal yang harus diselesaikan dengan ketekunan, ketimbang memikirkan cinta dan rasa yang penuh ketidak warasan.
Lilatlah di sekelilingmu! Masih banyak luka dan air mata yang harus dihapuskan. Masih banyak dendam-murkah yang harus dihilangkan. Kamus hidup sebagai seorang pembisnis, dengan lapang dada menjalani pukulan cobaan bertubi-tubi datang tak pernah memilih mundur selangkahpun.
Melangkahlah bersama Ia Nona, aku sudah mulai meng ikhlaskanmu
Kediri,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H