Atas rasa kemanusian. Kau sering menulis seperti ini. "Stop diskriminasi terhadap kaum perempuan, hidup perempuan bukan hanya sebatas dijadikan tempat pelampiasan napsu laki-laki, dan bukan juga sebagai pembantu bagi suaminya. Tapi perempuan adalah sosok yang harus dilindungi dari serangan pemikiran patriarki. Sebab setiap orang berhak dan bebas menentukan pilihan hidupnya"
Maka padamu aku bertanya! Rasa kemanusiaan seperti apa yang sedang kau bicarakan? Kesetaraan seperti apa yang sedang kau perjuangkan? Keadilan seperti apa yang kau inginkan?
Ah! Berhenti bicara tentang semua itu. Jika dirimu masih doyan memilih bungkam pada setiap kesalahan yang hadir.
Hahaha. Kawan! Kau terlalu heroik bicara "Selamatkan kaum perempuan dengan kepalan tangan kirimu" Tapi lupa siapkan senjata pada pertandingan yang nyata. Iangat kawan! Singkirkan egomu agar kau tidak tersesat dan terbunuh dengan pedang sendiri.
Kau ini bagaimana! Disaat luka pertiwi belum sembuh lantaran kekejaman penguasa. Kau malah mati-matian membelah dan membiarkan pucuk-pucuk kebejatan kembali tumbuh-subur di negeri ini. Berhentilah kawan! Bicara tentang kemanusiaan hanya di mulut tanpa tindakan nyata adalah sebuah ketololan.
Kau hadir di pihak yang mana? Ah! Aku jadi ragu dengan menara pembelaanmu terhadap kaum perempuan, jangan sampai setiap kata-bahasa yang kau dengungkan dan menghiasi dinding maya selama ini hanya sebatas ingin mencari ketenaran dan menyenangkan para idolamu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H