Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Nafas Tanganku Puisi Tuhan

Diperbarui: 6 November 2020   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Naskah menggantang di awang awang
Tercurah bagai hujan di pebruari membentang
Hinggap bersemayam di jiwa mendobrak bertubi tubi
Berontak di dada menjejak dinding dindingnya


Mendekam sebagai dendam kesumat banjir bandang melumat kalbu
Mengaum menggantang reka perintahkan tanganku memprasastikan teguran
Tertoreh dalam tinta pekat mengeja ke wajah bumi
Terlukislah kaligrafi berlirik budi


Tersenyum aku
Mengembang dadaku
Bangga rasaku
Itukan puisi Tuhan
Mendesah merintih dalam alunan nafas nafas tanganku
Itu puisi-Mu wahai Tuhan tengah aku goreskan


Tuhan menghardik tangkanku gemetar
Tuhan tersenyum tanganku bersenandung
Tuhan menangis tanganku histeris
Tuhan hembuskan angin sepoi


Tanganku menari gemulai
Berjingkat jingkat langkah jemari menenun kata merajut puisi
Itu puisi Tuhan
Itu puisi Tuhan ...
Teriakku lantang pekakkan telinga langit


Suara menghalilintar melecut menimpa bumi lagi hidup
Samudra terbelah muntahkan kemurtadan
Gunung menjulang hancur bertunggang langgang kembang kempis ketakutan


Nafas tanganku mengamuk berarus puting beliung tanpa peduli siapa manusia
Jariku tajam berbelati
Juga lembut gemulai berbalet menari
Saat itu aku tak berkuasa atas nafas tanganku


Karena nafas tanganku sedang melukis puisi Tuhan

Kediri, 06 November 2020

Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyaj

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline