Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Sepertiga Malam Aku Berlindung di Bawah Terik Gigil

Diperbarui: 21 Oktober 2020   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Sepertiga Malam Aku Berlindung Di Bawah Terik Gigil
_________

Kita mengimani persatuan
Tapi kita tidak mengamini perbedaan
Yang ada hanya lahirnya perseteruan
Sentuh pelan nurani yang perlahan merunduk malu

Oh persatuan macam apa yang tengah kita rindu
Ranum kata-kata puluhan desah yang melata pelan hanya menjadi fatalomorgana
Geram aku mencicipi garangnya isi dada tanpa genggaman yang erat

Bagiku persatuan hanya cerita anak muda yang berjuang merebut pusaka terhormat
Memang hangat tapi pengap masih menyelimuti keramain mata

Sayang. Aku lupa mebangun puisi untukmu bernaung di tengah keaadaan yang semakin tak wajar
Aku lupa cara mencintaimu dengan rasa
Sebab hati usai ku tanam dalam satuan cinta yang memang hampa

Aku tidak mau terlalu jauh terhanyut dalam sesal
Sebab ini adalah pijak yang masih menititipkan tinta dalam buku sejarah hayat

Sayang. Aku mau kita bersatu
Mengakui perbedaan tapi tidak saling menyerang
Mengimani cinta lalu mengamini rasa yang mengalir dalam lorong waktu tanpa jeda

Kediri, 21 Oktober 2020
Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline