Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Belajar menulis

Al-Fatiha, Sayang!

Diperbarui: 20 Oktober 2020   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

"Dari saudara aku belajar bahwa setiap orang punya masa lalu. Entah gelap atau bercahaya. Tapi aku sadar, seorang bisa berubah kapan saja.

Masa kelam yang gelap bisa keluar dan menemui terang, dan masa kelam yang penuh cahaya bisa saja ditutupi kegelapan. Dan, kau menempati jalan pulang menuju singgah, mengecup sejahtera pun bercahaya.

Saudara membuat aku memaknai apa itu hidup. Mengajak aku menerawang lebih dalam"

Jika saudara masih didekapku, Mungkin yang keluar dari bibirmu "Jika hidup adalah sinetron dan kita adalah aktornya, maka berusahalah untuk menggapai klimaks hingga meraih ending bahagia. Dan, berterima kasihlah pada setiap jalan ceritanya yang tertumpuk derita pun luka lara. 

Sebab tanpa Ia, kita tidak mungkin sanggup mengenal apa itu kesadaran. Dan percayalah, kesadaran itu yang akan membuatmu jatuh cinta dengan luka laramu sendiri."

Saudara tersayang. Bayang membekas dalam ingat. Takan pudar sampai entah. Rindu hanya debu tidak menjadikannya mutiara.

Al-fatiha, kita masih satu dalam semoga.

Kediri, 20 Oktober 2020

Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline