Guru adalah simbol panutan yang setiap perkataannya akan diikuti dan selalu menjadi figur bagi muridnya. Guru merupakan pekerjaan yang dimuliakan, meskipun gajinya kecil dan terkadang mendapatkan perlakuan yang kurang baik oleh sebagian orang. Diakui atau tidak, Guru bukan hanya seorang Pendidik akan tetapi Guru juga adalah pengganti orangtua di sekolah.
Guru adalah pondasi utama yang membangun karakter bagi Siswa-Siswinya di Sekolah. Bukan hanya itu, penanaman nilai-nilai keagamaan, pembentukan akhlak dan pemahaman terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah guru ajarkan ke anak didiknya.
Hadirnya Marketplace Guru membuat kegelisahan para pendidik akhir-akhir ini. Mas Nadiem sebagai Menteri Pendidikan melukai hati guru dengan menggiring opini bahwa guru menjadi objek perdagangan.
Hal ini tidak bisa di biarkan dan harus dikoreksi karena harkat dan martabat guru terlecehkan. Guru bukan barang dagangan yang bisa diperjual belikan di pasaran.
Hal ini menjadi kesalah pahaman pemikiran bahwa guru akan berubah perannya menjadi barang yang bebas diperjual belikan dimana saja. Ketersinggungan pemikiran dan ide yang baru yang mas menteri luncurkan ini akan berdampak negatif pada kesenjangan dan ketidak nyamanan para pendidik di masa depan. Perlu diingatkan, jika berani melukai hati guru nanti akan durhaka.
Pernyataan ini, sangat beralasan karena gurulah yang membuat Anda bisa baca dan tulis. Guru juga yang membangun pondasi anak di masa kanak-kanak hingga menjadi dewasa dan sukses sampai sekarang ini. Hormatilah gurumu agar ilmunya bermanfaat dan barokah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI