Lihat ke Halaman Asli

Abd Rahman

Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Musik Tong-tong: Antara Budaya dan Tradisi Orang Madura

Diperbarui: 12 Juni 2023   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival Musik Tong-tong memeriahkan hari Sukarno di Sumenep. (Dok. Pribadi) 

Musik Tong-tong merupakan musik tradisional yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Madura. Musik ini awalnya merupakan musik yang hanya ada di bulan Ramadhan saja yakni musik patrol/ musik yang hanya dimainkan anak muda di lingkungan sekitar untuk membangunkan orang untuk sahur saja. 

Awalnya musik Tong-tong hanya bermodal dengan alat yang seadanya seperti kentongan, kendi yang diberi ban bekas diatasnya, Bambu dan alat bekas seadanya. Musik patrol kala itu hanya untuk mengingatkan saja atau penanda kalau waktu sahur telah tiba dan mengajak semua masyarakat untuk segera melakukan aktivitas untuk mempersiapkan santap sahur di bulan puasa. 

Namun, lambat laun orang Madura mulai berkreasi dan mulai menciptakan perpaduan musik patrol tradisional menjadi musik Tong-tong modern atau juga disebut musik Ul- daul. Ada banyak perubahan dan penambahan alat musik yang ada pada musik Tong-tong modern. Musik Tong-tong yang awalnya hanya memakai kentongan/patrol berubah menjadi banyak varian. 

Dari penambahan gendang, peking, jidur ( terbuat dari drum bekas yang besar di bungkus dengan ban dalam truk yang di tarik menjadi lebar dan diikat dengan kuat supaya kokoh) hal itu berfungsi sebagai Bass. Ada juga penambahan lainnya seperti: seksofon, suling, gong dan drum. Perpaduan musik gamelan tradisional dan modern tampak indah menjadi alat musik Tong-tong modern atau dikenal dengan Musik Ul-daul.

Selain itu, bukan hanya alat musik yang tampak dipermukaan. Akan tetapi, ornamen aksesoris juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari alat musik ini. Dari dekorasi ukiran, bentuk dan corak yang mencolok menajadi warna khas Madura yang tak bisa dipisahkan. 

Bukan itu saja, perhiasan lampu warna-warni juga menjadi penghias megahnya Tong-tong Madura. Sedangkan kerangka grobak pengangkut di buat tersendiri dengan menggunakan bekas spakbor mobil yang sudah tak lagi beroperasi. 

Awalnya musik Tong-tong tradisional hanya berjumlah sedikit. Mungkin hanya 6-7 orang saja. Akan tetapi, pada alat musik Ul-daul ini bisa menjadi 20-50 personel ditambah kru yang membantu sebagai pengamanan dan sebagai motor (orang yang menggerakkan roda grobak agar bisa berjalan maksimal.  

Biasanya, alat musik ini melantunkan lagu-lagu Madura dan disajikan penari latar di depan kreta hias. Musik Tong-tong modern lahir di era 2000-an, dan biasanya sekarang ini musik ini hadir untuk memeriahkan hajatan, ulang tahun, perpisahan sekolah atau perayaan hari jadi.

Musik Tong-tong  semakin eksis tidak hanya menjadi musik hiburan  bagi Masyarakat Madura. Akan tetapi, musik ini menjadi budaya dan tradisi di Madura di masa kini dan masa mendatang. Musik ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Madura, namun menjadi kekayaan budaya tak benda Nusantara. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline