Lihat ke Halaman Asli

Abd Rahman

Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Usaha Tak Akan Mengkhianati Hasil

Diperbarui: 1 Februari 2023   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Poto-Pribadi) . 

Setiap manusia yang mempunyai perut pasti akan merasakan rasa lapar. Semua manusia di dunia ini takut dengan lapar. Dan semua orang berusaha untuk mencari sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhannya. Hidup ini keras, sekeras batu karang di lautan luas. 

Terkadang, manusia terlalu lancang menyalahkan Tuhan dalam kehidupannya. Mengeluh karena dirinya tak bisa seperti orang-orang yang sukses di sekitarnya. Jika kita mau jujur, apakah kita sudah berbenah diri untuk meraih kesuksesan dalam hidup-Nya. Ada banyak jalan yang Tuhan berikan kepada kita. Tergantung kita mau berusaha apa tidak. Rezeki memang sudah digariskan pada kita tapi butuh perantara dan usaha. Rezeki tidak langsung datang dengan menjatuhkan uang dan makanan yang enak. Akan tetapi, kita harus bisa menerjemahkan itu semua dengan usaha yang keras dan bekerja dengan baik. 

Tuhan tidak membagikan pekerjaan tapi Tuhan selalu memberikan jalan pada setiap ummatnya yang membutuhkan pekerjaan. Tentu dengan banyak cara dan jalan yang harus dilaluinya. Tuhan juga memberikan akal pikiran agar digunakan untuk berpikir dan menjadikannya sebagai alat untuk membantu merencanakan dan merancang masa depan kita di masa mendatang. 

Manusia butuh sandang, pangan dan papan. Manusia butuh sarana untuk hidup dan menyongsong kehidupannya di masa mendatang. Setiap usaha tak akan menghianati hasil. Manusia lahir sudah digariskan rezekinya dan takdirnya oleh Tuhan. Namun, terkadang kita lalai dan tak mau menyukuri nikmat yang Tuhan berikan pada kita sehingga kebahagiaan dan kebarokahan hidup enggan mendekat dengan hidup kita. 

Suatu ketika, seorang bapak tua berkeliling komplek perumahan di sekitar kota  di Sumenep. Bapak itu ternyata penjual es keliling yang biasa berteriak menjajakan dagangannya di dekat rumahku. Namanya Pak Endin. Umurnya sekitar 65 Tahun. Sudah usia lanjut tetapi fisiknya masih kuat dan sehat. 

Pak Endin punya semangat yang tinggi dan tekat yang kuat untuk bagaimana dia bisa bertahan hidup demi menghidupi keluarganya. Anaknya 5 orang. Dua perempuan, tiga laki-laki. Anak pertamanya sudah lulus kuliah dan kini sudah diterima di salah satu perusahaan di Surabaya. Sedangkan, yang nomor dua masih semester 1 di Universitas Negeri di Kota Malang. Anak kedua Pak Endin mendapat beasiswa tidak mampu dari Pemerintah. Sedangkan, ketiga anaknya yang lain masih SMP dan SD. 

Meski begitu, kehidupan Pak Endin baik-baik saja. Dia selalu bilang, kalau Tuhan sudah menulis reseki dan takdirnya. Yang dia minta pada Tuhan setiap hari adalah kebahagiaan dan reseki yang barokah. Buat apa kita diberikan harta yang banyak namun kita sakit-sakitan dan tak bahagia. Itu yang selalu dikatakan Pak Endin pada setiap orang yang beliau temui. Sampai saat ini, Pak Endin sudah beranjak senja tapi dia mengembangkan usahanya sehingga kini pak Endin sukses menjadi distributor Es lilin di Kota Garam. Cerita tentang Pak Endin menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa setiap usaha tak akan menghianati hasil. Semoga menginspirasi untuk kita semua. Aamiin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline