Lihat ke Halaman Asli

Abd Rahman

Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Tak Ingin di PHP Kedua Kali

Diperbarui: 11 Januari 2023   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi Poto- Istimewa). 

Pagi itu, langit cerah. Matahari bersinar menghiasi pemandangan di taman bunga. Orang-orang mulai berlalu lalang melintasi gedung-gedung megah di pelataran kota. Tampak laki-laki gagah itu memarkirkan mobilnya. Wajahnya cukup tampan, kulitnya kuning langsat dengan postur tubuh yang tinggi. Dia bernama Kardiman, seorang politisi muda milenial yang karirnya cukup melejit di tahun ini. 

Dari kejauhan tampak dua motor menghampiri laki-laki tampan itu. Ternyata dia adalah Mat Solar dan Budi. Mereka berdua adalah sahabat lama Kardiman. Mat Solar berprofesi sebagai Kontraktor. Sedangkan  Budi berprofesi sebagai wartawan. Tahun kemarin,mereka berdua yang mengantarkan Kardiman menuju Parlemen. Namun, hubungan mereka kini mulai retak. Pasalnya, Kardiman memberi harapan palsu.Kardiman pernah berjanji kepada mereka akan memberikan hadiah atas kerja kerasnya. Seolah pepesan kosong, janji itu tinggal janji, tak pernah ia tepati. 

" Apa kabar Pak Dewan?"sapa Mat Solar pada Kardiman, yang duduk di depan mobil mewahnya. 

" Baik Mat, gimana kabar kalian berdua?"tanya Kardiman, pada Mat Solar dan Budi.

" Ya kayak ginilah, bro!!" jawab Budi, sambil tersenyum. Sejak perhelatan pemilu usai, dan Kardiman dilantik, mereka berdua jarang sekali bertemu. Namun mereka berdua masih sempat hadir diperayaan syukuran di Rumahnya Kardiman. 

Seiring waktu berlalu, hubungan mereka mulai tak harmonis lagi. Kardiman mulai berubah, sikapnya acuh tak acuh sejak dia menjadi Dewan. Kardiman mulai ingkar janji. Dulu, saat seusai dilantik, Kardiman pernah berjanji akan membelikan mereka motor dan HP baru. Mat Solar dan Budi berulang kali datang ke kantor Kardiman, menagih janji. Tapi, Kardiman jarang menemui mereka. Dengan alasan sibuk. Terakhir bertemu di undangan, Kardiman menghindari mereka berdua, mungkin Kardiman tak ingin dipermalukan dan ditagih janjinya itu di depan banyak orang. 

" Ada apa nih, tiba-tiba ngajak ketemu Man??" Tanya Mat Solar pada Kardiman . 

Pagi itu mereka berdua asyik ngobrol di taman bunga, taman yang rindang di pusat kota Sumenep. 

 " Begini, saya butuh bantuan kalian lagi, tenanglah untuk yang itu saya takkan lupa kok" Sahut Kardiman, meyakinkan Mat Solar dan Budi. 

" Aku mulai ragu bro pada janjimu, " sahut, Budi menjawab ajakan Kardiman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline