Siapa yang membenci Jokowi? Jawabannya banyak! Dari banyak itu bisa digolongkan dalam tiga kelompok besar. Pertama, kelompok orang yang tidak memilih Jokowi maupun Prabowo dalm Pilpres 2014 (Golput) yang merasa dirugikan oleh kebijakan-kebijakan Pemerintahan Presiden Jokowi. Kedua, para pendukung Jokowi yang kemudian setelah dilantik, kebijakan-kebijakannya tidak menguntungkan pribadi dan kelompoknya. Ketiga, mantan pendukung Capres Prabowo yang belum atau bahkan tidak bisa up on.
Untuk kelompok pertama, siapa pun presidennya, asalkan kebijakan pemerintah suatu saat tiba-tiba dianggap dan dirasa menguntungkan mereka, yang semua benci bisa menjadi cinta dan mengelu-elukannya.
Untuk kelompok kedua, para mantan pendukung Jokowi yang saat ini “dikecewakan” baik oleh kebijakan pemerintah atau karena mereka tidak “dipakai” lagi oleh Jokowi setelah pilpres usai, suatu saat bisa berubah cinta kembali, saat Jokowi membuat kebijakan yang dirasa menguntungkan mereka, atau yang kemarin-kemarin “tersingkir” tiba-tiba dipakai lagi, pastinya akan kembali tumbuh rasa cinta, realistis bukan?
Sedangkan kelompok ketiga ini lah yang sudah “non-batu”, (kemungkinan) para mantan pendukung Prabowo yang belum atau bahkan sudah tidak bisa mup on lagi. Bagi mereka kesalahan Jokowi sebenarnya hanya satu, yaitu mengalahkan Prabowo dalam pilpres yang lalu, itu saja. So, apa pun yang ada di Jokowi, apa pun yang dilakukan oleh Jokowi semua adalah salah. Mau beli helikopter mewah jelas salah, naik pesawat ekonomi juga salah. Pencitraan lah, ini-itu lah, dan lainsebagainya.
Mau beli mobil kepresidenan mewah salah, naik (misal) mobil Esemka juga salah. Pakai baju salah, ga pakai baju apalagi. Pakai sepatu produk paris pasti salah, pakai sepatu Cibaduyut juga salah. Pokoknya tidak ada benar dari Jokowi meskipun yang dilakukannya bukan hal yang salah, terlebih jika yang dilakukan adalah perbuatan yang salah.
Tidak datang ke kampungnya salah, datang ke kampungnya juga katanya tidak ngarepin. Maunya apa coba? Maunya pasti Jokowi segera turun dari kursi kepresidenan sekarang juga dan digantikan oleh (mungkin) Prabowo. Padahal Prabowo sendiri (kemungkinan) tidak seperti itu, sudah "ikhlas" tapi kenapa yang “hanya” pendukungnya saja sampai sebegitunya?
Kerjaanya setiap hari hanya marah-marah, mengumpat, nyinyir bahkan menghina Jokowi di medsos. Parahnya lagi menghina Jokowi dianggap dan diyakini sebagai bagian dari “perjuangan”. Perjuangan apa? Selagi Jokowi tidak melakukan kesalahan yang super “fatal” menurut konstitusi, menggulingkan Jokowi dari kursi kepresdienan adalah perbuatan makar, masa makar sama dengan perjuangan?
Jokowi itu presiden, dan presiden adalah pemimpin negara. Pemimpin NKRI yang sah secara konstitusional. Jokowi bukan malaikat, Jokowi bukan nabi, Jokowi bukan manusia yang sempurna. Hanya kebetulan dia yang “beruntung” diipilih oleh lebih dari50% pemilih di negara kita, sehigga sudah semestinya dia lah yang menjadi pemenangnya, menjadi Presiden Indonesia.
Kalau kemudian dalam perjalanan kepemimpinannya banyak hal yang tidak “pas”, dianggap dan dinilai tidak pro rakyat, tidak bisa mensejahterakan rakyat, tidak menpati janji kampanye, tidak bisa “nyicil” utang negara, malah menambah utang terus tiap tahunnya.
Berilah dia masukan, saran dan kritikan yang semestinya, bantu berikan dia solusi untuk memperbaiki carut-marut penyelenggaraan kepemerintahan dengan santun dan bijaksana. Tidak perlu nynyir, tidak perlu menghina, tidak perlu menyebut presiden “tolol”, “stress” dan sumpah serapah lainnya, selain tak akan menyelesaikan masalah, jelas itu semua bukan ciri Bangsa Indonesia.
Seribu kali kita menghina Jokowi, tak akan menjadikan Jokowi turun tahta. Jokowi hanya akan tertawa dan tersenyum dengan tawa dan senyum “khasnya”. Kalau dengan itu semua ternyata tidak ada perubahan, masih ajeg-ajeg saja, jalan keluar terbaiknya adalah: Jangan pilih Jokowi lagi di Pilpres 2019.