Lihat ke Halaman Asli

Rizal Ramli-Anies Baswedan untuk Jakarta Bermasa Depan

Diperbarui: 25 Agustus 2016   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tuk-galituk, asal-usul, dan usul-usil tentang siapa yang pantas menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2017-2022 sudah banyak disodorkan banyak pihak, mulai dari pengamat papan atas hingga pengamat ecek-ecek. Nama pasangan yang paling bonafide sementara ini memang Ahok-Djarot, tapi ada yang membaliknya menjadi Djarot-Ahok. Ada juga Ahok-Yusril, Yusril-Sandiaga, Sandiaga-Saefullah, Risma-Sandiaga, Ahok-Heru, Sjafrie-Sandiaga, Sjafrie-Buwas, Ahok-Buwas, Sandiaga-Yusuf Mansyur dan masih ada seabreg lainnya.

Nama Rizal Ramli dan Anies Baswedan juga sudah banyak disebut-sebut berbagai kalangan. Karena itu nntuk memperkaya khazanah kandidat pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta 2017, penulis mencoba memasangkan Rizal Ramli – Anies Baswedan, dengan Slogan “Untuk Jakarta Bermasa Depan”, mumpung masih banyak partai yang belum mencalonkan pasangan cagub-cawagubnya, siapa tahu ada yang mau melirik. Mungkin Demokrat yang menurut Bung Gatot Swandito Kemungkinan Besar Tidak akan Menghadiri Deklarasi Pencalonan Sandiaga Uno, hehe..

Kenapa pasangan kali ini jatuh ke Rizal Ramli dan Anies Baswedan? Nama Rizal Ramli sudah tidak asing lagi di dunia “persilatan” Indonesia. Dia dikenal sebagai raja “kepret” meskipun yang lain mempesetkannya sebagai “kupret” itu tak masalah. Rizal Ramli adalah seorang mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Menko Perekonomian, baru-baru ini juga menjabat sebaai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menggantikan Indroyono Soesilo sejak 12 Agustus 2015 dan kahirnya “dilengser” jabatannya oleh Luhut Binsar Panjaitan.

Meski tak “segalak” Ahok, dia merupakan sosok yang berani, tegas, dan bicara blak-blakan apa adanya. Sangat cocok kalau harus berhadapan dengan Ahok, terelebih “perseteruannya” dengan Gubernur Jakarta itu telah dimulai sejak dia masih menjabat Menko Maritim antara lain menyoal reklamasi pulau G. Entah benar atau tidak, gegara “menyerang” Ahok, dia harus rela dinonaktifkan oleh Presiden Jokowi.

Rizal Ramli dan Ahok sendiri sudah lama berkawan, bermula tahun 2012 ketika Ahok ingin maju Pilgub DKI melalui jalur indpenden. Rizal Ramli lah yang mengenalkan Ahok ke publik melalui berbagai pertemuan termasuk di gereja-gereja. Tapi sayang, hasilnya belum maksimal baru mencapai angka 100.000-an. Ahok lalu mendekati Prabowo Subianto dan majulah dia lewat Partai Gerindra, dan berhasillah Ahok menjadi wakil gubernur mendampingi Jokowi yang diusung PDIP-Gerindra. (kompas)

Jadi tidak ada salahnya kawan lama bertarung dalam even Pilgud DKI 2017, terlebih Rizal Ramli sepertinya juga “ngebet” ingin maju dalam Pilgub. Dia mengaku mendapat dorongan dari puluhan organisasi untuk maju, hanya saja hingga kini dia belum mengambil keputusan. Dia mengaku ingin lebih dulu mendengar aspirasi dan pendapat masyarakat. Kabarnya dukungan pun tak hanya dari puluhan organisasi kemasyarakatan tapi juga partai politik. Parpol-parpol tersebut sudah menghubungi Rizal Ramli, bahkan sejumlah relawan pun sudah mensosialisasikan Rizal sebagai cagub.

Anies Baswedan adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke-26. Ia adalah seorang intelektual muda dan seorang akademisi yang merupakan cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan, ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007, kala itu dia menjadi rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun. (wikipedia)

Pria low profil yang satu ini memang tidak meledak-ledak, bahkan cenderung “teduh”. Dulu pernah ikut konvensi capres di Partai Demokrat tahun 2014, namun belakangan malah menjadi Ketua Tim Pemenangan pasangan Jokowi-JK. Sebagai “ganjarannya” dia kemudian diangkat oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pendidikan, tapi dia kemudian menjadi “korban” kepentingan politik di tingkat pusat sehingga harus “ikhlas” terdepak dari kursi kementerian.

Beberapa kalangan pun berharap agar Anies Baswedan mau maju dalam Pilgud DKI. Hanya saja Anies saat ini tengah menikmati masa “pensiunnya”, mungkin belum terlalu mood memikirkan carut-marutnya dunia perplotikan tanah air. Dicopot dari jabatan menteri (mungkin) masih berasa banget. Tapi kalau harus melawan Ahok, memang pas banget, karena sebelumnya sudah ada “pemanasan” saat dia menganjurkaan orang tua untuk mengantar anaknya pada hari pertama sekolah, Ahok sempat tidak akan memberi ijin kepada para PNS di lingkungan kerjanya untuk mengikuti anjutan Anies.

Klop, Rizal Ramli-Anies Baswedan, yang satu tegas meledak-ledak, yang satu teduh low profile, mirip-mirip Jokowi-Ahok atau Ahok-Djarot. Meskipun bicara elektabilitas, saat ini kedua-duanya mungkin kalau disurvey tak ada apa-apanya dibanding Ahok. Tapi kalau mereka benar-benar telah resmi menjadi kandidat, berkat popularitas yang mereka punya, elektabilitas perlahan-lahan pasti akan merangkak naik. Simpati pun akan datang secara bergelombang, terlebih karena keduanya sama-sama mantan menteri yang “terdzalimi” karena sama-sama diberhentikan oleh Jokowi. Tapi parpol mana yang mau mengusungnya? Demokrat? Boleh juga, tapi kalau sendirian mana bisa..? hehe.. (Banyumas; 24 Agustus 2016)

Sumber; kompas, detik, wiki

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline