Lihat ke Halaman Asli

PBNU Prihatin, 541 WNI Gabung ISIS

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14264866261897062617

[caption id="attachment_373248" align="aligncenter" width="578" caption="Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam sebuah acara seminar penaggulangan terorisme (foto; rmi-pbnu)"][/caption]

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengungkapkan bahwa sebanyak 514 WNI disinyalir telah bergabung dengan Islamic State (IS), dan jika kembali ke Indonesia, mereka dikhawatirkan bertindak lebih sadis dari aksi teroris selama ini, Karena itu, dia meminta semua warga, terutama nahdliyin, berhati-hati dan waspada terhadap provokasi atau ajakan bergabung dengan ISIS. PBNU menyimpulkan bahwa kelompok militan IS sangat kejam, lebih kejam dari kelompok radikal manapun Termasuk Al Qaeda dan ini tentu menjadi keprihatinan bersama (kompas).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menduga, ada sekitar 514 warga Indonesia yang ditengarai menjadi bagian dari ISS. Mereka bergabung setelah bertemu dengan sejumlah WNI yang kembali dari wilayah konflik di luar negeri, termasuk Irak dan Suriah. "Mereka itu yang menyebarkan paham ISIS, itu yang kami khawatirkan" kata Tedjo dan kondisi ini menjadi keprihatinan tersendiri.

Terkait hal ini, Presiden Joko Widodo bahkan telah mengizinkan Kepala Badan Intelijen Nasional Marciano Norman, tim Polri dan tim Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bertolak ke Turki. Marciano, bisa saja diminta otoritas terkait datang ke Turki untuk berdiskusi soal warga negara Indonesia yang berpotensi menjadi milisi ISIS. "Karena ternyata WNI di luar negeri banyak yang berpotensi menjadi anggota ISIS," kata Tedjo (tempo). Keberangkatan Marciano tidak lepas dari peristiwa penangkapan 16 WNI di perbatasan Turki-Suriah oleh pemerintah Turki. Mereka terdiri atas seorang pria dewasa, empat perempuan, dan 11 anak-anak. Sebelumnya, 16 WNI lainnya hilang di Turki saat mengikuti tur dengan biro travel Smailing Tour.

Rombongan tersebut berjumlah 25 orang dan berangkat pada 24 Februari 2015 dari Jakarta. Mereka terbang ke Turki dengan pesawat Turkish Airlines. Setibanya di Bandara Turkish International Ataturk, Istanbul, mereka menyampaikan kepada pimpinan rombongan bahwa mereka akan berpisah karena ada acara keluarga. Mereka berjanji kembali bergabung pada 26 Februari di Kota Pamukkale, Turki. Ditunggu hingga tanggal yang dijanjikan, ke-16 orang itu menolak kembali bergabung dengan rombongan tur.

NU sebagai omas keagamaan yang moderat dan anti radikalisme akan selalu mengajak umat menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang ramah dan antikekerasan. Selain itu, PBNU mengimbau semua pihak menjadikan aksi terorisme sebagai musuh bersama yang harus dihilangkan. Sebelumnya, dalam kunjungan di Tuban, Said menyebut umat Islam di sejumlah negara Timur Tengah tidak bisa dijadikan contoh yang baik. Kita alihkan kiblat Islam (contoh peradaban Islam) ke Indonesia. Bukan Timur Tengah, karena di sana sudah tidak bisa dijadikan contoh yang baik, umat Islamnya sangat memalukan. Perang saudara nggak selesai-selesai, bunuh-bunuhan tidak pernah berhenti, sudah tidak layak dijadikan kiblat lagi. PBNU juga akan akan membuat fatwa supaya kita bisa berperang melawan terorisme termasuk ISIS.

Ketua Komisi VIII DPR Saleh P Daulay meminta pemerintah melalui departemen terkait untuk bisa memonitor biro perjalanan umrah, sebab bisa jadi perjalanan ibadah tersebut sebagai modus untuk berangkat ke Suriah dan bergabung dengan IS. Biro perjalanan memang tidak terkait langsung, namun harus dipastikan hal tersebut tidak terjadi lagi pada masa mendatang. Kementerian Agama bisa mengeluarkan surat edaran agar biro perjalanan haji dan umrah hanya melayani perjalanan yang berangkat langsung ke Saudi, sehingga seluruh jamaah bisa dipastikan sampai ke Tanah Suci dan betul-betul hanya beribadah bukan untuk tujuan lain. (smcetak)

Biro perjalanan juga harus bisa memastikan bahwa seluruh jamaah dikenal baik. Kalau sudah dikenal, tentu lebih mudah untuk memastikan bahwa mereka memang memiliki orientasi ibadah semata. Kalau semua orang yang mendaftar diberangkatkan, bisa saja mereka berangkat tapi bukan ke Saudi, melainkan ke Suriah atau Irak. Nah, ini tentu kembali ke Kementerian Agama, Polri dan BNPT yang memiliki kewenangan, sekaligus biro perjalanan umrah yang notabene didirikan untuk mencari uang. Daftar ya berangkat, ngapain repot-repot menverifikasi calon jama’ah umrah, mungkin begitu ya? (Banyumas; 16 Maret 2015#Helet)

Ayo, bebaskan Indonesia dari ISIS!

Sebelumnya :

Horee... Akun Haji Lulung Sudah Terverifikasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline