Semalam usai memposting artikel ringan Saya Bukan Anak Emas Admin Kompasiana, seorang sahabat kompasianer Mike Reyssent meninggalkan jejak di kolom komentar berupa artikel berjudul Ide Supaya Kompasiana Makin Rame, yah kesimpulannya kompasiana ini mulai sepi pengunjung, terutama paska bubaran Pilpres 2014 yang lalu. Memang beberapa waktu yang lalu sempat agak ramai kembali saat pro-kontra Cakapolri Komjen Budi Gunawan, tapi sekarang sudah selesai, blog ini kembali sepi.
Penulis memang (sebagian) sepakat dengan kesimpulan artikel tersebut, (sepertinya) memang kompasiana mulai sepi pengunjung. Entah kenapa, sebenarnya issu-issu hangat khusunya yang berkaitan dengan situasi politik kekinian tidak ada matinya, yang terbaru tentu perselisihan antara Gubenur DKI Ahok versus DPRD DKI Jakarta, tapi sampai detik ini beberapa tulisan terkait sepertinya kurang mendapatkan greget.
Admin kompasiana sendiri tidak menjadikan issu ini sebagai menu “pro-kontra”, sementara menu “pro-kontra” masih bertemakan “Polisi Lamban Atas Begal” yang menurut hemat penulis sudah out of date.
Untuk membuktikan apakah kompasiana benar-benar sepi pengunjung, penulis mencoba melakukan penelusuran. Dimulai dari index HL yang ditelusuri pada kisaran pukul 08.30 WIB, dengan hasil 4 artikel sebagaimana skrinsut di bawah ini.
[caption id="attachment_371107" align="aligncenter" width="491" caption="Empat artikel HL hasil skrinsut index pukul 08.30 WIB"][/caption]
Artikel Bale Woro Ruang Tunggu Unik Di RSUD Sidoarjo yang ditulis oleh Mawan Sidarta, setelah nongkrong di kolom HL sekitar 7 jam hanya dikunjungi oleh 135 pembaca dengan 10 komentar. Artikel Kisah Sedih Sepiring Nasi yang ditulis oleh Mira Marseilla lebih beruntung, karena dengan jam tayang yang hampir sama, mendapatkan kunjungan 399 pembaca dengan jumlah komentar 38.
Artikel Pencak Silat Akhirnya Resmi Menjadi Cabor Yang Dipertandingkan Di Asian Games yang diposting oleh Anas Apriyadi saya lihat sudah nongkrong di kolom HL sejak semalam, atau kisaran 11 jam tayang menurut hitungan admin, baru mendapatkan kunjungan 177 pembaca dengan jumlah komentar 2 saja, dan artikel Pentingnya Belajar Geografi postingan Gordi dengan jam tayang setara dengan artikel Anas, 11 jam hanya mendapatkan kunjungan 161 pembaca dengan jumlah komentar 36.
Tak ada satupun artikel HL itu yang mendapatkan kunjungan 500pembaca. Padahal dulu-dulu, rerata kunjungan artikel HL minimal di kisaran angka 400-500 pembaca, sekarang rerata di bawah 200 hits, kenapa bisa seperti ini? Belum puas menelusuri index HL, penulis mencoba menelusuri index highligt dan ditemukan fakta seperti pada srinsut berikut ini.
[caption id="attachment_371108" align="aligncenter" width="483" caption="Empat artikel highlight hasil skrinsut atas pukul 08.30 WIB"]
[/caption]
Untuk hasil skrinsut atas ada empat contoh yang penulis tampilkan. Hasilnya kunjungan pembaca terbanyak hanya mencapai angka 55 hits untuk tulisan dengan judul Indonesia Sedang Melangakah Di Jalan Yang Benar postingan Jimmy Haryanto, selebihnya tiga artikel lainnya secara berurutan sesuai dengan jumlah hits adalah 39, 8 dan 3. Mungkin angka ini bisa dianggap wajar karena 4 artikel ini baru naik ke kolom highligt dengan jam tayang antara 40 menit hingga 2 jam.
Penulis mencoba pindah ke hasil skrinsut bawah, ada 4 artikel dengan jam tayang terlama yang masih bisa terkaver di index. Keempat artikel ini telah tayang antara 6-8 jam, dan hasilnya ternyata tidak jauh berbeda dengan skrinsut atas. Satu artikel dengan judul Kebohongan SBY Dan Keluarga Semakin Nyata postingan Sri Mulyono berhasil mencuri perharian pembaca dengan jumlah kunjungan 281 hits, adapaun 3 artikel lainnya secara berurutann hanya mendapatkan hits 30, 26 dan 20.
[caption id="attachment_371110" align="aligncenter" width="489" caption="Empat artikel highlihgt skrinsut bawah pukul 08.30 WIB"]
[/caption]
Dari seluruh daftar artikel yang bisa dibuka pada index highligt page 1 pada pukul 08.30 tulisan kompasiner Sri Mulyono menjadi tulisan dengan jumlah hits terbanyak dengan jumlah 281, disusul postingan Jimmy Haryanto dengan jumlah hits 55, 14 artikel lainnya mendapatkan hits di bawah 55, sekalipun posisi saat tulisan ini diposting pasti sudah berubah, tapi bagi yang hitsnya maksimal 55 sulit sekali untuk bisa tembus 100 kecuali dengan jalan dititipkan ke lapak teman. Padahal angka 100 itu dulu menjadi angka rerata kunjungan pembaca ke artikel-artikel yang nongkrong di kolom highligt.
Untuk tulisan TA, penulis tidak menelusuri, karena admin tidak menyediakan fasilitas index di tulisan jenis ini. Dan ini yang diusulkan oleh sahabat Mike Reyssent, agar admin menyediakan fasilitas index artikel TA. Nah, berdasarkan penelusuran penulis ini, penulis semakin yakin, bahwa kompasiana tengah mengalami penurunan kunjungan alias sepi pengunjung, padahal sudah ditopang dengan kompasiana TV, tapi kenapa justru semakin mlmepem? Monggo, ini menjadi PR admin untuk kembali menggairahkan kompasaiana, ramai seperti dulu lagi.. (Banyumas; 02 Februari 2015)
Selamat Pagi Indonesia!
Ini juga minim pengunjung :
Amerika Serikat Incar 15 Pimpinan IS
Saya Bukan Anak Emas Admin Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H