Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Gagal Raih Keajaiban di Vietnam

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1417191307869042240

Keajaiban yang terwujud (skrinsut goal.com)

Keajaiban yang diharapkan oleh Indonesia ternyata tak terwujud. Laga penutup kontra Laos memang berhasil dimenangkan oleh anak-anak asuh Alfred Riedl dengan skor telak 5-1, namun tuan rumah Vietnam yang digadang-gadang keok dari Filipina dengan skor minimal 0-3 malah unggul dengan skor 3-1 dan mengantarkan tuan rumah sebagai pemuncak group dengan poin 7 diikuti The Azkals dengan poin 6, dan inilah “misteriusnya” permainan sepak bola yang tak bisa dihitung secara matematika.

Selain skill memadai dari para pemainnya, masih ada banyak faktor lain yang mempengaruhi sebuah tim untuk bisa menang atau sebaliknya. Beberapa di antaranya adalah unsur pelatih, manajemen tim (official), skill (kekompakan) tim, strategi, semangat, motivasi, stamina (kebugaran), kondisi psikis (kejiwaan) para pemain, suasana pertandingan, suasana lapangan, wasit, hakim garis, tekanan penonton, dan masih banyak lainnya yang tidak bisa dihitang-hitung dengan angka-angka atau rumusan ala matematika.

Kalau mau dihitang-hitung ala matematika, jelas sekali Indonesia berhasil menahan imbang Vietnam dengan skor 2-2. Dalam matematika, hasilimbang Indonesia versus Vietnam itu bisa disimpulkan bahwa Indonesia sama kuatnya dengan Vietnam, atau bisa juga Indonesia sama lemahnhya dengan Vietnam. Akibat matematikanya saat Filipina berhasil menggasak Indonesia denan skor telak 0-4, maka Filipina bisa disebut lebih kuat dibanding Indonesia. Karena Indonesia dan Vietnam sama kuatnya atau sama lemahnya dengan Indonesia, maka Filipina juga (semestinya) lebih kuat dibanding Veitnam.

14171918282128500252

Keajaiban yang gagal terwujud (skrinsut goal.com)

Karena Filipina lebih kuat dari Vietnam, maka seharusnya pasukan The Azkals juga bisa menaklukkan tim tuan rumah dengan skor sama 4-0, atau setidaknya serupa 4-1, atau 3-0. Tapi apa boleh buat, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, Filipina digasak Vietnam dengan skor 3-1 untuk kemenangan tim tuan rumah. Akibat matematikanya telah berubah, Vietnam lebih kuat dibanding Filipina. Bingung kan? Yah itu karena sepak bola bukan matematika, kalau sepak bola itu matematika, maka yang lolos ke babak selanjutnya adalah Filipina (juara grup) dan Indonesia (runner up grup). Alfred Riedl bisa jadi sangat menyesal karena tidak dari awal menerapkan strategi ini, tapi tak apalah, yang penting Indah Nevertari tak tersingkir dari ajang RSI.. haha.. (Banyumas; 28 Nopember 2014)

Salam Penuh Semangat!

Sebelumnya :

Tessy Nyabu Ah Biasa Saja

Mission Imposible Indonesia Versus Laos




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline