[caption id="attachment_367679" align="aligncenter" width="596" caption="Bakal Calon Kapolri Komjen Budi Waseso (foto; metronews)"][/caption]
Kabar yang menyebutkan bahwa Irjen Budi Waseso Siap Gantikan BG Jadi Kapolri ternyata bukan hanya isapan jempol belaka. Semula banyak yang mencibir karena dia hanya seorang Irjen, tiba-tiba akan langsung naik pangkat menjadi Jenderal penuh. Tapi nyatanya Kamis (05/2), Budi Waseso akhirnya betul-betul naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen. Bahkan Kompolnas pun telah memasukkannya dalam daftar nominasi calon Kapolri bersama empat kandidat lainnya yakni Wakapolri Komjen Badrodin Haiti,Irwasun Komjen Dwi Priyatno, Kabaharkam Komjen Putut Bayuseno dan Kepala BNN Komjen Anang Iskandar.
Komisioner Kompolnas M. Nasser membenarkan pihaknya telah menyiapkan daftar nama calon Kapolri yang baru. Lima calon sudah diajukan kepada Presiden Joko Widodo. ”Benar Kompolnas menyiapkan daftar usulan baru, tapi Presiden juga bisa menggunakan nama-nama yang diberikan minggu lalu. Kami memberikan riwayat lengkap orang per orang,” kata Nasser. Hal senada dikatakan Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurrahman. Namun, kata dia, pihaknya belum mendapat arahan terkait kabar pembatalan pelantikan Budi Gunawan. (baca; smcetak)
Selain masuk daftar, Budi Waseso sekaligus berhasil “menyingkirkan” Mantan Kabareskrim yang kini menjabat Sekretaris Utama Lemhannas Komjen Suhardi Alius yang namanya sempat diunggulkan sebagai salah satu bakal calon karena yang bersangkutandinilaitidak banyak bermasalah, relatif bersih dan disebut-sebut sebagai rising star di kalangan perwira tinggi. Suhardi tersingkir bersama tiga nama lainnya yang sempat santer dikabarkan akan menjadi bakal calon Kapolri yakni, Kabaintelkam, Komjen Djoko Mukti Haryono, Kepala BNPT, Komjen Saud Usman Nasution dan Sekretaris Utama Lemhannas Komjen Boy Salamuddin.
Mengapa Suhardi Alius tersingkir? Alasan utamanya karena usianya masih teralu muda. Suhardi baru berusia 53 tahun karena dia kelahiran tahun 1962, dua tahun lebih muda dari Budi Waseso yang kelahiran 1960. Benarkah hanya karena alasan usia itu, Suhardi terpental? Netahlah.. Atau jangan-jangan pakah di internal Mabes Polri sendiri ada usaha untuk saling menjegal? Apakah Budi Waseso yang tiba-tiba naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen punya peran penting dalam proses “pembatalan” Suhardi sebagai bakal calon Kapolri? Sehari sebelum serah terima Kaberskim, Budi Waseso menyebut ada penghianat di tubuh Polri yang membocorkan data rekening gendut calon Kapolri Komjen Budi Gunawan. Ucapan itu disinyalir mengarah kepada sosok Suhardi Alius yang digantikannya itu.
Nama Budi Waseso sendiri mulai mencuat setelah dirinya aktif mendamping Komjen Budi Gunawan melakukan fit and proper test di DPR dan wajahnya muncul di televisi. Namanya kian santer dibicarakan orang setelah Bareskrim Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap Bambang Widjoyanto beberapa waktu yang lalu. Wajahnya kian familiar setelah dirinya sempat diwawancari secara khusus oleh salah satu stasiun televisi terkait penangkapan Bambang plus kemungkinan-kemungkinan penetapan status tersangka kepada Abraham Samad, Zulkarnaen dan Pandu Praja yang menurutnya bukti-bukti sudah 90%, bahkan saat ini kabarnya sprindik untuk mereka sudah keluar.
Kini, Budi Waseso menjadi fenomenal, bahkan ada yang menilai dia bisa menjadi kuda hitam dalam pencalonan Kapolri pengganti Cakapolri Budi Gunawan. Keberhasilannya “menyeret” pimpinan KPK barangkali tak lepas dari sepak terjanganya dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2009saat menjabat sebagai Kepala Bidang Propam Polda Jawa Tengah, Budi Wases menindak Kapolres Tegal AKBP Agustin Hardiyanto yang terlibat dalam dugaan kasus korupsi.
Pada Tahun 2010, saat Budi Waseso menjabat sebagai Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri berhasil menangkap seniornya, mantan Kabareskrim Susno Duadji yang menjadi tersangka korupsi dana pengamanan Pilkada Jawa Barat. Pada tahun 2012 saat menjabat sebagai Kapolda Gorontalo, dia lah yang menindak anak buahnya, Norman Camaru yang meninggalkan tugas setelah terkenal di You Tube. Norman akhirnya dikeluarkan dari kesatuan Brimob Polda Gorontalo.
Saat Komjen Budi Gunawan menjalani fit and proper test di DPR pada 15 Januari 2015 yang lalu, Budi Waseso sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Polri dipercaya untuk mendampingi atasannya itu “nongkrong” di DPR, seolah-olah dia sedang dilatih untuk mengikuti fit and proper test jika kelak di kemudian hari ia dikandidatkan menjadi Cakapolri. Sehari sebelum serah terima Kaberskim, Budi Waseso menyebut ada penghianat di tubuh Polri yang membocorkan data rekening gendut calon Kapolri Komjen Budi Gunawan. Ucapan itu disinyalir mengarah kepada sosok Suhardi Alius yang kini terpental dari daftar nominasi cakapolri karena “terhalang” masalah umur yang konon masih terlalu muda.