Premier League membuat pernyataan terkait dugaan Manchester City yang telah melanggar banyak Peraturan Finansial di Liga Premier Inggris melalui laman resmi (06/02/2023).
Bagaimana investigasi terhadap Manchester City dimulai?
Liga Premier Inggris belakangan ini telah mendakwa Manchester City dengan beragam pelanggaran aturan finansial. Tuduhan ini menyusul hasil investigasi yang telah dilakukan selama empat tahun terakhir.
Investigasi tersebut bermula ketika lima tahun lalu, saat seorang peretas asal Portugis, Rui Pinto, berhasil meretas dan menguak akun email berbagai klub sepak bola dan agen. Pembeberan tersebut kemudian diselidiki dan hasilnya diterbitkan oleh salah satu majalah mingguan yang paling berpengaruh di Jerman, Der Spiegel.
Peristiwa itu kurang lebih mendorong penyelidikan UEFA terhadap Man City, yang kemudian memicu dilakukannya investigasi oleh Liga Premier Inggris.
Apa saja pelanggaran yang dituduhkan kepada klub?
Dakwaan Liga Premier yang dilayangkan berkaitan dengan status manajemen dan keuangan klub secara menyeluruh selama periode musim 2009/2010 hingga musim ini.
Klub diduga telah melanggar banyak pasal dari beberapa aturan finansial yang berlaku di Liga Premier Inggris. Dugaan Pertama, City tidak memberikan informasi dan keterangan yang akurat tentang posisi keungan klub seperti biaya operasional dan pendapatan, termasuk sponsor, gaji pemain, dsb.
Selanjutnya, mereka juga diduga tidak memberikan rincian renumerasi manajer dan pemain yang harus relevan dengan persetujuan awal kontraknya. Tuduhan terkait renumerasi manajer ditujukan untuk periode 2009/2010 sampai 2012/2013, sedangkan renumerasi pemain berlaku untuk musim 2010/2011 hingga 2015/2016
Adapun di musim 2009-2013, manajer yang bertanggung jawab atas City adalah juru taktik asal Italia, yakni Roberto Mancini, sekaligus yang membawa City meraih gelar liga Inggris setelah penantian selama 44 tahun.
Selain itu, City juga didakwa tidak menunjukkan laporan yang akurat tentang profitabilitas dan keberlanjutan klub. Mereka juga sempat dilaporkan tidak mematuhi aturan UEFA, terutama mengenai UEFA Financial Fair Play dan Peraturan Perizinan Klub.
Terutama mengenai dakwaan pelanggaran dari UEFA, sedikit intrik terjadi di Februari 2020 lalu.