Everton berhasil mempertahankan martabat mereka tepat di hadapan para pendukung, setelah menundukkan calon utama juara liga, Arsenal, dengan skor tipis 1-0 pada pertandingan susulan pekan ke-7 Liga Premier Inggris (04/02/2023).
Pertarungan beda kasta ini pun akhirnya dimenangkan oleh klub yang berada di klasemen papan bawah.
Misi Masing-Masing Klub
Arsenal masih bertekad mempertahankan posisi pucuk. Mereka bertamu ke Goodison Park mestinya dengan kepercayaan diri yang tinggi. Tak hayal, rekor Arsenal 13 kemenangan beruntun di Liga Premier Inggris sama sekali belum terpecahkan. Selain itu, klub yang dihadapi juga hanya penghuni klasemen tiga terendah.
Adapun Everton berharap besar dengan pelatih anyarnya, Sean Dyche, untuk segera membawa klub keluar dari zona degradasi. Ada momok pesimisitis yang kian mengakar di ruang ganti Everton, semenjak manajer sebelumnya, Frank Lampard, seringkali membawa tren negatif bagi the Toffees.
Bagaimanapun juga, kemenangan atas Arsenal bisa menjadi pembangkit semangat bagi Coleman dkk. untuk segera melupakan yang lalu dan memulai pelayarannya bersama juru taktik yang baru.
Jalannya Laga
Seperti strategi biasanya, skuad meriam London bermain dengan filosofi menyerang 4-3-3, sedangkan Dyche di laga perdananya memutuskan untuk menggunakan 4-5-1 dengan Dominic Calvert-Lewin sebagai penyerang tunggal.
Arsenal hampir selalu mendapatkan bola dan memegang kendali permainan sejak menit pertama. Namun, lini serang yang dimotori oleh trio klasik Martinelli-Nketiah-Saka belum bisa membuahkan hasil hingga babak pertama usai. Martin Odegaard pun tampak kesulitan untuk menyuguhkan umpan kunci.
Mengejutkannya, Dyche tidak menanggapi filosofi menyerang the Gunners dengan bertahan penuh semacam parkir bus, apalagi parkir pesawat. Kondisi ini agaknya cukup berbeda seperti saat klub dipegang oleh Lampard.
Everton bermain cukup seimbang dalam hal menyerang dan bertahan. Saat Arsenal menekan, mereka langsung siap dalam formasi bertahan dan mengupayakan secepatnya untuk merebut bola dari penguasaan pemain Arsenal. Seketika bola direbut, mereka segera melakukan transisi menyerang dengan counter-attack melalui pemain sayap seperti Alex Iwobi dan Dwight McNeill.
Cara ini menjadi senjata utama mereka sejauh laga berjalan. Dan memang, strategi ini ampuh untuk menghadapi lawan yang kuat akan penguasaan bola.